Kaleidoskop 2017
Kenali 5 Modus Penipuan yang Terjadi di Jawa Timur Sepanjang 2017, Jangan Jadi Korban Selanjutnya!
Modus para penipu untuk melakukan aksinya wajib Anda ketahui agar tak menjadi korban.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - Berbagai perisitiwa kriminal kian marak terjadi di tahun 2017.
Satu di antaranya adalah kasus penipuan.
Berbagai kedok dilakukan para pelaku untuk menipu korbannya.
Di antaranya penipuan berkedok travel, jual beli, dan lain-lain.
(Inilah 10 Artis yang Ikut Aksi Bela Palestina di Monas, Pria Gondrong dan Berjanggut Curi Perhatian)
Hal ini terjadi di banyak wilayah Indonesia, satu di antaranya adalah Jawa Timur.
Modus para penipu untuk melakukan aksinya wajib Anda ketahui agar tak menjadi korban.
Dirangkum TribunJatim.com, berikut beberapa modus kasus penipuan yang banyak terjadi di Jawa Timur sepanjang tahun 2017 :
1. Modus bisnis dengan tujuan menggasak uang ATM

Kasus penipun berkedok bisnis baru saja terungkap di Surabaya.
Tiga pria komplotan penipuan tersebut dibekuk Polrestabes Surabaya.
Dikatakan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, tiga tersangka tersebut bersama satu rekan buronan, merupakan komplotan penipuan yang menyasar kawasan hotel dan tempat perbelanjaan.
(9 Momen Lucu Artis KPop Tahun 2017 Dijamin Bikin Ngakak Guling-guling, Ada yang Gak Sengaja Kena Anu)
Dengan modus berbisnis, empat pria ini membujuk rayu korbannya.
"Biasanya mereka memantau calon korban yang keluar dari hotel-hotel besar. Diajak ngobrol, datang tersangka lain berpura-pura dari Brunei menceritakan usaha, bisnisnya," ujar Kombes Pol Rudi Setiawan, Senin (18/12/2017).
Selain memamerkan bisnisnya, pelaku juga menunjukan uang miliknya di ATM.

Usai berhasil merayu, pelaku meminta ATM korban untuk mengecek jumlah saldo korban.
Di sanalah, pelaku diam-diam menukar ATM korban dengan ATM yang telah disiapkan.
2. Modus nasabah kredit

Masih berhubungan dengan perbankan, modus ini juga pernah digunakan oleh pelaku penipuan di Surabaya.
Pada Juli 2017, Unit Reskrim Polsek Kertosono akhirnya tuntas membongkar praktek kejahatan penggelapan uang bermodus nasabah fiktif milik Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Setia Bhakti dengan total kerugian Rp 1, 8 miliar.
Modus yang dilakukan tersangka yakni merekayasa nasabah kredit untuk diajukan menjadi nasabah kredit fiktif.
(Antisipasi Penipuan, Best Western Papilio Hotel Surabaya Utamakan Privasi Tamunya)
Caranya, tersangka, Kusyono (41) membuat kartu nasabah kredit fiktif dengan mencantumkan nama orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Hal ini lantaran ia mengaku memiliki wewenang merekrut, mensurvei dan merealisasikan sekaligus menarik angsuran pinjaman dari nasabah sampai lunas.
Untuk lebih menyakinkan lagi, tersangka mengisi jaminan pinjaman pada kartu nasabah kredit dengan BPKB kendaraan bermotor abal-abal.
(Ini Keinginan Pelatih Kiper Arema FC Yanuar ‘Begal’ usai Ambil Lisensi C AFC)
Sedangkan, modus kedua yang dipakai tersangka yakni membuat 57 nasabah fiktif yang sudah habis kreditnya untuk diajukan kembali sebagai nasabah kredit.
Nama nasabah yang sudah lunas itu dicomot tersangka tanpa sepengetahuan nasabah tersebut.
3. Jasa calo CPNS

Modus penipuan yang satu ini sudah memakan banyak korban.
Satu di antaranya adalah kasus tiga orang pria yang berhasil menipu Sutrisno (61) sebesar Rp 75 juta.
Ketiga tersangka tersebut yakni Sundadi bin Ahmad bin Salamun (56), Agus Setyo Budiono (49) dan Joko Santoso bin Lasi Mujiono (52) asal Madiun.
(Heboh Penemuan SPG Cantik Tanpa Kepala di Karawang, Inilah Sederet Mutilasi Paling Keji Tahun 2017)
Ketiga tersangka ditangkap atas dugaan tindak pidana penipuan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Modus yang dilakukan, awalnya tersangka menyampaikan adanya informasi penerimaan CPNS kepada korban.
Joko Santoso mengatakan bisa membantu memasukan anak korban menjadi PNS dengan syarat menyerahkan uang sebesar Rp 20 juta.
Selang beberapa minggu kemudian, korban kembali menyerahkan uang sebesar Rp 30 juta dan Rp 25 juta kepada terlapor Agus Setyo.
(Ini 5 Kasus Bunuh Diri Paling Miris yang Dilakukan Pemuda Indonesia Tahun 2017, No 3 Bikin Merinding)
Setelah menyerahkan uang sebesar Rp75 juta dalam waktu 3 bulan, korban dijanjikan bahwa putrinya bisa menjadi PNS dengan langsung pemberkasan.
Korban telah menunggu selama 3 tahun, namun apa yang dijanjikan para terlapor untuk menjadikan anaknya bekerja sebagai PNS tidak terpenuhi.
4. Investasi Bodong

Penyidik Polresta Kediri mengalami kesulitan melimpahkan berkas kasus penipuan investasi bodong pada November 2017.
Tersangka kasus penipuan investasi bodong ini satu di antaranya menjerat Andik, pengelola PT Brent Ventura Jakarta.
Kasus investasi bodong PT Brent Ventura ini atas laporan Hartono, pengusaha di Kota Kediri.
Kasusnya terjadi pada akhir 2014.
Akibat iming-iming keuntungan yang menggiurkan, Hartono kemudian menanamkan sahamnya sebesar Rp 5 miliar.
Namun belakangan uang tersebut bukannya berkembang tapi malah amblas.
5. Penipuan di media sosial

Media sosial kini bisa dijangkau oleh semua kalangan.
Hal ini membuat para pelaku penipuan juga tak ingin melewatkan aksinya di berbagai jejaring sosial.
Mulain Facebook, Instagram, dan banyak lagi.
Salah satu kasus yang sering terjadi adalah penipuan di toko online.
(Ini Nih Jajanan Jadul Anak 90-an yang Masih Eksis di Tahun 2017, No 5 dan 6 Paling Bikin Kangen)
Hal ini tak hanya dilakukan oleh seseorang yang mengaku penjual, tapi juga pembeli.
Seperti kasus yang dialami oleh seorang pemilik online shop bernama Shofi Amalih Majid (23).
Shofi baru saja mengalami hal yang tidak mengenangkan, lantaran hampir saja ditipu pelanggannya.
Ia membeberkan modus penipuan itu di akun Instagram-nya.
"Jadi penipu itu awalnya mau beli barang dagangan saya, barang minta dikirim ke Bangka Belitung. Saya bilang ke dia untuk transfer lebih dahulu, beberapa menit kemudian dia mengirim foto bukti transfer bank Mandiri. Lalu dia minta saya untuk ke ATM, memasukkan nomor OTP biar uang yang dia transfer masuk ke rekening saya," terangnya, Selasa (7/11/2017).
Kejanggalan itu Shofi rasakan kala sang penipu mengirimkan bukti transfer mandiri yang menurutnya palsu.
"Saya juga sering terima transfer, tapi melihat bukti transfer itu saya nggak yakin. Tulisannya.(jenis font) tidak begitu. Sebaiknya teman-teman-teman Olshop lain lebih jeli jika ada kejadian yang sama. Soalnya beberapa teman juga pernah tertipu," tambah pemilik akun instagram @shofiamaliahmajid ini.