Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sering Mengeluh Sakit di Rutan KPK, Ini Ternyata 'Obat' yang Dibawa Istri Setya Novanto

Setya Novanto disambangi sang istri saat libur natal juga dengan kedua buah hatinya. Deisti membawa 'ramuan' untuk sembuhkan Novanto.

Google.com
Novanto dan Deisti 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus dan juga drama yang membawa nama Setya Novanto masih saja hangat dibicarakan.

Banyak sekali akal bulus para koruptor dalam menjalankan aksi kriminalnya.

Akal bulus Setya Novanto dalam menjalankan perannya sebagai pejabat daerah berhasil mencuri perhatian netizen.

Sepanjang 2017 ini, nama Setya Novanto nyaris selalu menjadi headline di berbagai media.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka KPK atas kasus korupsinya, Novanto terus di tahan di rutan KPK.

Lebih Tegar, Setya Novanto Tebar Senyum Saat Jalani Sidang Kedua, Sang Istri Malah Tampak Sedih

Tersangka kasus korupsi KTP elektronik Setya Novanto berjalan menuju mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Tersangka kasus korupsi KTP elektronik Setya Novanto berjalan menuju mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/12/2017). (Tribunnews.com)

Hingga saat ini Novanto masih menyelesaikan perkara dalam sidangnya.

Di tengah-tengah perjalanan hukumannya di rutan KPK, keluarga ternyata tak lepaskan Novanto.

Kedua anak dan istrinya kerap mengunjungi Novanto di setiap kesempatan kosong.

Jalani Sidang Hari Ini, Setya Novanto Melalui Pengacaranya Sampaikan Keberatan atas Surat Dakwaan

Sama seperti misalnya saat Hari Libur Natal tiba,kesempatan dipakai keluarga untuk bertemu dengan pria berusia 62 tahun itu.

Ada yang menarik dari kunjungan istri Novanto dan dua anaknya di Hari Natal ini.

Istri Setya Novanto Deisti Astriani Tagor membawa makanan untuk sang suami.

Terdakwa kasus korupsi e-KTP Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Terdakwa kasus korupsi e-KTP Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (13/12/2017). (KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung)

Saat membesuk Novanto di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Jakarta ia membawakan suaminya makanan kesukaan.

Deisti membawa menu yang sering diminta Novanto saat ingin makan suatu makanan buatan sang istri.

Deisti beberkan yang ia lakukan di rutan KPK bersama Novanto.

Didakwa Rugikan Negara Rp 2,3 T, Praperadilan Setya Novanto Diakui Sang Pengacara Gugur

Juga dengan makanan yang dibawanya untuk dinikmati Novanto di rutan.

Seperti diketahui, dalam dua sidang Novanto yang dilaksanakan bulan ini Novanto seringkali terdiam di hadapan hakim.

Deisti menuju mobilnya dan keluar sekitar pukul 13.08 WIB.

Istri Setya Novanto Deisti Astriani Tahor membesuk suaminya di rutan KPK
Istri Setya Novanto Deisti Astriani Tahor membesuk suaminya di rutan KPK (Kompas.com)

"Bebek bihun," ujar Deisti menjawab pertanyaan wartawan ihwal Kompas.com tentang makanan yang dibawanya untuk Novanto.

Dinilai menjadi makanan kesukaan Novanto sekaligus 'ramuan' kekuatan Novanto, Deisti antarkan sendiri makanan tersebut ke ruangan Novanto ditahan.

Saat wawancara berakhir, Deisti juga sempat menjelaskan kondisi terakhir suaminya tercinta itu.

Ia mengatakan Novanto dalam kondisi sehat.

Hanya dua pertanyaan yang wartawan yang dijawab Deisti yakni soal makanan yang dibawa dan kesehatan Novanto.

Selepas itu ia langsung memasuki mobil Toyota Innova yang menantinya.

"Sehat, sehat," ucap Deisti singkat.

Berbeda dengan Deisti, putra-putri Novanto, Rheza Herwindo dan Dwina Michaella yang keluar lebih dulu.

Mereka keluar yakni sekitar pukul 13.00 WIB, dan langsung bungkam saat ditanya wartawan.
Keduanya hanya berjalan melengos menuju mobilnya lantas pergi.

Gimana menurut kalian 'ramuan' Deisti untuk Novanto?

VIDEO - Terinspirasi Kasus Setya Novanto, Siswa SMP di Gresik Buat Robot Teater Anti Korupsi

Menarik, Ini Kumpulan Sandi dan Kode Rahasia yang Digunakan Koruptor Sepanjang 2017!

1. Kode "Pengajian"

Kode "pengajian" digunakan pada kasus suap yang dilakukan Anggota Komisi XI DPR RI, Aditya Anugrah Moha terhadap Ketua Pengadilan Tinggi Manado, Sudiwardono.

Pengajian di sini bukanlah pengajian yang kegiatan agama itu, melainkan kode yang digunakan untuk kata asli bertemu dan bertransaksi uang suap.

2. Kode "Undangan"

Kode "undangan" muncul dalam kasus dugaan suap yang menjerat Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, beserta Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan Pemkot Batu, Edi Setyawan.

Suap diberikan oleh direktur PT. Dailbana Prima, Filipus Djap agar memenangkan tender pengadaan meubelair di Pemkot Batu tahun anggaran 2017 sebesar 5,26 miliar rupiah. Uang yang diterima oleh Eddy Rumpoko sebesar Rp500 juta, sejumlah Rp300 juta dia gunakan untuk melunasi mobil Aplhard miliknya, sementara anak buahnya, Edi Setiawan menerima Rp100 juta.

Juru bicara KPK mengatakan bahwa dalam transaksi suap ini digunakan kode "undangan", namun untuk praktiknya secara menyeluruh belum bisa publikasi karena masih dalam penyelidikan.

3. Kode "Beli Buku"

Kode "beli buku" muncul dalam kasus suap oleh pejabat Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) pada auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

Sandi ini terungkap berkat kesaksian Sekretaris Itjen Kementerian PDTT, Uled Nefo Indrahadi, saat menjadi saksi untuk terdakwa Irjen Kemendes, Sugito dan Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan Inspektoran Kemendes, Jarot Budi Prabowo. Dalam kesaksiannya pada 30 Agustus 2017 lalu, Nefo membenarkan bahwa istilah "beli buku" dalam percakapan Whatsapp antara dirinya dan Jarot merujuk pada arti uang.

4. Kode "Sapi" dan "Kambing"

Kode "sapi" dan "kambing" muncul dalam kasus suap yang melibatkan panitera pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Tarmizi dan pengacara PT. Aqua Marine Divindo Inspection, Akhmad Zaini.

Suap diduga untuk memenangkan PT Aqua Marine Divindo Inspection dalam gugatan perdata oleh Eastern Jason Fabrication Service Pte Ltd.

Tarmizi menggunakan istilah "sapi" dan "kambing" saat berkomunikasi dengan Akhmad. "Sapi" adalah sandi untuk merujuk nominal uang ratusan juta, dan "kambing" adalah sandi untuk merujuk nominal uang puluhan juta.

Tarmizi meminta 7 ekor sapi dan 5 ekor kambing pada Akhmad Zaini, yang berarti Rp750 juta.

5. Kode "Ahok"

Kode "Ahok" ini muncul dalam kasus suap terhadap mantan hakim Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar dari pengusaha impor daging, Basuki Hariman.

Suap tersebut diduga untuk memengaruhi putusan uji materi yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Kode "Ahok" digunakan Patrialis untuk menyebut nama Basuki Hariman.

6. Kode "Kalender" , "Telur asin", dan "Sarung"

Kode ini muncul dalam kasus suap mantan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Antonius Tonny Budiono oleh Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adi Putra Kurniawan. Menurut jaksa dalam kasus ini, tiga kode itu digunakan dalam kondisi yang berbeda.

Pertama, kode "kalender" merujuk pada pesan BBM Adi pada Tonny yang berbunyi "kalender 2017 sudah saya kirim", karena saat itu masih dalam suasana mendekati tahun baru. Kedua, kode "telur asin" berbunyi "telur asinnya sudah saya kirim", merujuk pada pemberian uang saat terkait proyek di Semarang, Jawa Tengah.

Ketiga, kode "sarung" berbunyi "sarung sudah saya kirim", merujuk pada pemberian uang menjelang hari raya Idul Fitri. Total uang yang diterima oleh Tonny Budiono sebesar 2,3 miliar rupiah diberikan secara bertahap melalui transfer ke rekening Tonny.

Wah, ada-ada saja ulah para koruptor ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved