Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Divisi Sniper Jadi Andalan Muslim Cyber Army, Aksinya Dalam Sebar Hoaks Canggih dan Mematikan

Mabes Polri membeberkan modus operasi kelompok penyebar hoaks Muslim Cyber Army atau MCA dalam menjalankan aksinya

Editor: Mujib Anwar
Kompas.com
Pelaku penyebaran isu provokatif dan ujaran kebencian yang terorganisir dengan nama The Family Muslim Cyber Army saat rilis di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (28/02/2018). Modus kelompok tersebut ialah menyebar ujaran kebencian dan konten berbau SARA, MCA juga menyebarkan konten berisi virus kepada pihak tertentu yang bisa merusak perangkat si penerima. 

"Ya macam-macam caranya mereka itu. Kalau efektif atau tidak, saya tidak bisa bicara banyak. Tapi lihat saja di media sosial itu, banyak juga akun asli yang percaya dengan mereka. Atau lihat saja aktivitas mereka di pilkada 2017," tambahnya.

Ruby menilai apa yang dilakukan MCA saat ini adalah hasil pembelajaran pada Pilkada 2017. Ketika mereka ikut berperan dalam menyebar ujaran kebencian dan fitnah.

Terlebih, mereka memiliki satu visi dan misi serta motif yang sama, yakni politik.

Terungkap Tiga Manfaat Utama Minum Air Terong, Efektif Banget Turunkan Berat Badan Juga . . .

Ikut Pelajaran di Kelas, Siswa di Jombang ini Tiba-tiba Dimarahi, Ditendang dan Dipukul Guru Sendiri

Dirinya tidak mengetahui secara pasti apa yang diinginkan oleh MCA saat ini, tetapi tidak akan jauh dari kepentingan politik di 2019.

"Mereka sedikit berbeda dengan Saracen yang memiliki organisasi yang jelas. Kalau MCA ini lebih ke arah politik. Jadi, ya pasti ada yang diincar di 2018 dan 2019 besok," tandasnya.

Kepala Satgas Nusantara, Irjen Pol Gatot Edy Pramono menjelaskan tujuan MCA tidak lebih daripada mengacaukan kondisi politik saat ini.

Kelompok tersebut ingin membuat keresahan dan memecah belah masyarakat. 

Dengan adanya opini opini itu di media sosial, kelompok itu akan memperlihatkan bahwa pemerintah saat ini tidak mampu mengelola negara secara baik.

"Tujuannya ingin membuat masyarakat resah, membuat ketakutan ulama dan mengganggu persatuan bangsa. Apalagi saat ini tahun politik," jelas Gatot.

Polisi, lanjutnya, masih terus bekerja untuk memberantas berita bohong dan fitnah di media sosial. Masyarakat diharap tidak begitu saja percaya dengan berita berita yang ada dan harus melakukan kroscek ke sumber berita lainnya.

"Jangan sampai masyarakat juga menjadi pelaku penyebar hoaks ini," harapnya.

(TribunJakarta.com/Amryono Prakoso)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved