Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi 2018 - 5 Fakta Ogoh-ogoh yang Tak Banyak Diketahui, No 3 Ungkap Makna Tersembunyi
Hari Raya Nyepi identik dengan ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh biasa ditampilkan dalam sebuah parade, pawai, atau festival.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - Hari Raya Nyepi identik dengan ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh biasa ditampilkan dalam sebuah parade, pawai, atau festival.
Seperti di Malang Jawa Timur.
Tidak kurang dari 40 ogoh-ogoh siap diarak keliling Desa Glanggang, Pakisaji, Malang, Kamis (15/3/2018).
(Rekam Jejak George Peabody yang Menginspirasi, Jutawan Dermawan yang Tak Jadi Kacang Lupa Kulitnya)
Itu dilakukan sebagai persiapan menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 17-18 Maret 2018 mendatang.

Terlihat warga di sepanjang jalan di Desa Glanggang tengah menyiapkan ogoh-ogoh.
Bermacam-macam bentuk dan warna ogoh-ogoh yang dirangkai dan dihias untuk menyambut Hari Raya Nyepi.
Mulai dari bentuk raksasa besar berwana kuning hingga raksasa yang menyerupai naga berwarna ungu.

Ogoh-ogoh memang dikenal berbentuk menyeramkan.
Namun, ogoh-ogoh ternyata memiliki berbagai fakta unik lho.
(Perjalanan George Peabody, Dari Pria Miskin Tak Tamat Sekolah hingga Jadi Jutawan yang Dihormati)
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ulasannya:
1. Asal nama ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh sesungguhnya merupakan gambaran akan bhuta kala yang diwujudkan ke dalam suatu bentuk.
Bhuta kala berasal dari kata "Bhuta," artinya sesuatu yang sudah ada dan "Kala," artinya kekuatan atau energi.
Dalam ajaran Hindu Dharma, butha kala mempresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
(Kisah Anak Alami Hal Mengerikan karena Kucing hingga Pesan Aneh Penembak Mobil Pejabat Surabaya)
Bhuta kala sering digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Rakshasa, seperti naga dan gajah.
Dilansir dari Bobo, penamaan ogoh-ogoh sendiri berasal dari sebutan dalam Bahasa Bali yaitu "Ogah-Ogah" yang artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan.
2. Simbol energi negatif

Kemunculan ogoh-ogoh merupakan suatu bentuk simbolisasi.
Ogoh-ogoh dikatakan menyimbolkan energi-energi negatif sang bhuta kala, dengan perwujudan menyeramkan untuk dipralina (dilebur) dengan air maupun api.
(5 Fakta Viral Guru SD Hukum Murid Jilat WC Gegara Tugas, Mengaku Khilaf, Begini Nasib Karirnya Kini)
Hal ini ditandai dengan dibakarnya ogoh-ogoh setelah selesai diarak.
3. Makna tersembunyi

Ogoh-ogoh merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia, sehingga pengarakannya dilakukan di berbagai lokasi di sekitar banjar atau desa dan melewati jalan-jalan utama sehingga tampak oleh semua warga.
Hal tersebut memiliki maknanya sendiri.
Dilansir dari TribunWow, ogoh-ogoh yang dibangun secara bersama memberikan inspirasi atau ide kepada semua orang untuk bersedia melihat sifat-sifat negatif dalam diri kita dan menjadi terbuka karenanya.
(Ingin Buat Menu Sarapan yang Berbeda? Yuk Intip Hidangan Pagi dari 8 Negara di Dunia Ini)
Selain itu, ogoh-ogoh diarak keliling desa bertujuan agar setan-setan yang ada di sekitar desa itu ikut bersama ogoh-ogoh.
Karena setan-setan menganggap bahwa ogoh-ogoh merupakan rumah dan kemudian ikut dibakar oleh masyarakat.
4. Banyak versi cerita
Terdapat banyak versi cerita mengenai awal mula munculnya tradisi ogoh-ogoh ini.
Pertama, ada yang mengatakan bahwa awal mula tercetus ide membuat pawai ogoh-ogoh ini berkaitan dengan ditetapkannya Hari Raya Nyepi sebagai hari raya nasional oleh Presiden RI sekitar tahun 1983.
Perayaan atas tersebut ditandai dengan dibuatnya seonggok benda mirip patung yang kini dikenal dengan nama ogoh-ogoh.
(Sedih, Tujuh Bulan Promosi Berakhir, JBJ Dikonfirmasi Tak Perpanjang Kontrak)
Pembuatan ogoh-ogoh pertama kali dilakukan di Br Abiantubuh, Kesiman dengan pemrakarsanya, yaitu Bapak I Made Jayadi.
Ketika itu bentuknya masih sederhana, tubuhnya yang terbuat dari ambu (daun muda dari pohon enau) ditambah dengan topeng seadanya.

Cerita lainnya menyebutkan bahwa ogoh-ogoh dikenal sejak jaman Dalem Balingkang, dimana pada saat itu ogoh-ogoh dipakai pada saat upacara Pitra Yadnya (upacara untuk menghormati leluhur).
Lalu, ada pula yang berpendapat bahwa ogoh-ogoh terinspirasi dari tradisi Ngusaba Ndong-Nding di Desa Selat Karangasem.
(VIDEO: Peringati Hari Raya Nyepi, Umat Hindu Adakan Pawai Ogoh-Ogoh di Kenjeran)
Informasi lain menyebutkan bahwa ogoh-ogoh muncul sekitar tahun 70an.
5. Ogoh-ogoh di era modern

Dikutip dari Tribunnews.com, dalam perkembangannya, ogoh-ogoh ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat.
Yuk subscribe YouTube Channel TribunJatim.com