Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Buku Karya PR 1 UIN Maliki Malang Dituding Hasil Jiplakan, Begini Klarifikasi Lengkap Zainuddin

Pembantu Rektor 1 UIN Maliki Malang, M Zainuddin akhirnya angkat bicara soal merebaknya isu plagiarisme karya ilmiahnya.

Penulis: Benni Indo | Editor: Mujib Anwar
SURYA/BENNI INDO
M Zainuddin dan Haris. 

Di saat pemberitaan itu santer, Zainuddin lantas menemui Prof Imam untuk memberikan klarifikasi. Dari penjelasan Zainuddin, ternyata Prof Imam saat itu justru marah-marah dan menganggap Zainuddin maling.

“Dan segala macam perkataan yang tidak pantas didengar dari seorang akademisi bergelar profesor dan mantan Rektor UIN Malang. Tetapi dalam kemaslahatan saya meminta maaf secara lisan,” lanjutnya.

Namun ternyata permintaan maafnya secara lisan itu tidak cukup. Prof Imam meminta agar Zainuddin menuliskan permintaan maaf secara tertulis.

Permintaan itu lantas dituruti Zainuddin. Kata Zainuddin, permintaan maaf itu bukan soal plagiarisme, melainkan hubungan antara senior dan juniornya.

Kedatangan Subaryo

Zainuddin juga menceritakan kronologis kedatangan Subaryo ke UIN Maliki. Diterangkannya, pada 27 Desember 2016 sekitar pukul 10.30, Subaryo datang dan memperkenalkan diri dari Kelompok Peduli Masyarakat Malang dan menanyakan soal berita tentang plagiarisme yang pernah diberitakan.

Subaryo saat itu datang dengan membawa print out berita online yang dimuat.

“Apa kepentingan dia mengorek itu? Dia juga mengorek soal surat permintaan maaf saya ke Prof Imam. Kok tahu?” jelas Zainuddin.

Dalam pertemuan itu, Subaryo juga menanyakan soal suksesi rektor. Subaryo mempertanyakan apakah Zainuddin akan menyalonkan rektor.

Kata Zainuddin, Subaryo juga menceritakan tentang kedekatannya dengan Prof Imam dan Prof Mudjia.

Sehari kemudian, Subaryo menelpon Zainuddin berulang kali, tetapi tidak pernah direspon oleh Zainuddin. Tak lama berselang, Subaryo mengirim pesan pendek berisi:

“Bapak PR 1, benar atau tidak lewat jalur hukum bapak. Maaf”.

“Pada Selasa (7/3/2017), Subaryo mengirim somasi setelah berkali-kali menghubungi namun tidak saya respon. Ia akan melaporkan persoalan itu,” tuturnya.

Zainuddin menegaskan, buku yang ia tulis dan menjadi persoalan itu tidak menjadi persyaratan dirinya meraih gelar profesor.

Ia merasa aneh jika kemudian ada pihak yang mengatakan gelar profesornya tidak bisa diraih karena buku itu diduga plagiat.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved