Serangan Bom di Surabaya
Kisah Menyayat Hati 16 Jam Cari Tante Korban Bom di GPPS Arjuno, Saat Ketemu Malah Tak Tega
Perjuangan wanita ini mencari keluarganya yang jadi korban bom bunuh diri di gereja luar biasa, dan baru bisa bernafas lega setelah 16 jam.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Mujib Anwar
“Mereka tidak mau memastikan 100 persen, karena wajah tante saya sudah sangat melepuh. Tubuhnya hangus. Adik saya yang berani melihat, saya tidak,” katanya, dengan suara bergetar.
Kisah Pilu Wenny yang Saksikan Detik-detik Pelaku Ledakkan Bom dan Merenggut Dua Anaknya
Pihak rumah sakit baru memberikan kepastian identitas jenazah pada pukul 01.00 WIB dini hari, setelah sekitar 16 jam dia mencari kepastian.
Akhirnya jenazah dibawa ke Rumah Duka Adi Jasa.
Menurut L, tantenya memang selalu melaksanakan misa sendirian pada Minggu pagi.
Karena ia memiliki sakit maag, ia akan segera kembali ke rumah seusai misa untuk sarapan.
“Makanya saya kemarin juga membatin, kok tumben belum pulang,” imbuhnya.
Berkat Aksi Heroik Aktivis Gereja ini Lawan Teroris, Jemaat Gereja Santa Maria Banyak Terselamatkan
L sendiri tidak ingin memberikan statement apapun soal kejadian pengeboman gereja yang mencabut nyawa tantenya.
Ia merasa persoalan ini sensitif sekali, sehingga ia harus berhati-hati dalam berbicara.
“Ya bagaimana lagi, ini sudah menyangkut topik yang sensitif sekali yaitu agama. Kami tidak berani sembarangan berbicara,” tegasnya.
Jenazah Go Derbin Ariesta akan dikremasi pada hari Rabu, (16/5/2018).
Tiga Orang Bercadar Masuk Gereja Kristen Indonesia, Lalu Bom Meledak dan Menghancurkan Semua
Upacara dimulai pukul 09.30 WIB, dan diberangkatkan ke Krematorium Eka Praya Surabaya pukul 10.00 WIB. (Surya/Del)