Serangan Bom di Surabaya
Pasca Tragedi Bom di Surabaya, Gereja SMTB Adakan Trauma Healing untuk Guru dan Wali Murid
Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) mengadakan kegiatan trauma healing untuk wali murid dan guru-guru di SMPK Santa Clara.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Agustina Widyastuti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Usai tragedi ledakan bom yang terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), di Ngagel, Surabaya, tim formatio mengadakan kegiatan trauma healing di aula Maria Ines, SMPK Santa Clara, Selasa (15/5/2018).
Materi itu disampaikan tim formatio pada puluhan wali murid dan guru-guru di SMPK Santa Clara, yang lokasinya tepat bersebelahan dengan Gereja SMTB yang dibom teroris.
Guru-guru yang mengikuti kegiatan tersebut mulai dari tingkat play group, TK, SD, higga SMP.
Warga Kerumuni Penggeledahan Rumah Kontrakan Pelaku Bom di Medokan Ayu Rungkut
Pemateri trauma healing dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Margareta menjelaskan trauma healing ini merupakan satu upaya pemulihan pada anak yang terdampak atau yang merasakan kecemasan dari bom gereja.
“Untuk upaya pemulihan ini kami menggandeng guru-guru di SMPK Santa Clara untuk mendampingi anak-anak,” paparnya.
Penjelasan yang diberikan tim formatio berupa pertolongan psikologis pertama, di mana materinya disampaikan pada guru dan wali murid.
Margareta menilai, siswa SMPK Santa Clara yang akan masuk sekolah pada Kamis (17/5/2018) nanti pasti akan mengalami kecemasan psikologis.
Tim Densus 88 Amankan 2 Terduga Teroris di Singosari Malang
Apalagi, lokasi sekolah memang tepat bersebelahan dengan lokasi pengeboman.
“Makanya melalui materi ini, guru-guru bisa mendampingi anak-anak karena mereka sudah punya pengalaman untuk mengatasi kecemasan,” jelas dosen psikologi Unair tersebut.
Setelah memberikan materi tentang pertolongan psikologis pertama, nantinya akan ada pendampingan lanjutan pada keluarga siswa, baik secara umum dan spesifik.
“Nanti akan ada pendampingan lanjutan,” urainya.
Dari Homeschooling hingga Video Jihad, Terungkap Cara Keji Orang Tua Pelaku Bom Doktrin Buah Hatinya
Sementara itu, Casimirus Sumaryana selaku ketua bidang formatio Gereja SMTB mengatakan kegiatan ini merupakan tugas dari gereja yang bertujuan untuk menanggulangi trauma bagi anak-anak yang terdampak krisis bencana.
"Anak-anak yang terlibat langsung bisa tidak takut lagi dengan bencana dan bisa welcome," ujar Casimirus Sumaryana.
Seminar ini diadakan di sekolah tersebut karena lokasinya tepat di belakang gereja SMTB, di mana ada juga korban yang masih anak-anak.
"Jadi guru-guru kami libatkan langsung, karena secara emosional terikat langsung supaya bisa memberi motivasi tersendiri nantinya," tambahnya.
VIDEO - Pelaku Serangan Bom Surabaya-Sidoarjo Satu Guru dan Jaringan, Gurunya Dita Seprianto
Untuk selebihnya, lanjut pria yang akrab di sapa Yono ini, setiap unit dari guru yang sudah diberikan pembekalan bisa memberi pencegahan traumatik terhadap anak.
Sr. Chatarina MC dari pihak sekolah menyebut kegiatan ini tak hanya diperlukan untuk guru, tapi juga orang tua murid.
"Saya kira ini penting sekali, anak bisa merasa aman dan tidak ada rasa takut," ujar Chatarina.
Tidak hanya itu, Chatarine menyebut kegiatan ini juga penting bagi masyarakat, khususnya umat Katolik dan keluarga.
"Keluarga bisa jadi tempat yang aman untuk anak, jadi membantu menghilangkan rasa takut dan kekhawatiran anak," paparnya.
Terkuak Cara Jaringan Pelaku Bom Surabaya Doktrin Para Anak Ikut Beraksi, Dipaksa Lakukan Kebohongan
Ia berharap ke depannya tetap bisa menjaga kestabilan serta tetap tenang dalam menghadapi situasi.
"Pertama yang kami pegang itu anak-anak, jadi bagaimana bisa berusaha menjadi sahabat anak dan tenang menghadapi situasi," pungkasnya.
Yuk subscribe Channel TribunJatim.com lainnya:
YouTube:
Instagram:
Yuk subscribe Channel TribunJatim.com lainnya:
YouTube:
Instagram: