Soekarno Wafat 48 Tahun Lalu, Megawati Buka Keluarga Sempat Tak Setuju Ayahnya Dimakamkan di Blitar
Tak banyak yang tahu, ternyata keluarga pernah tak setuju Bung Karno dimakamkan di Blitar. Begini kata Megawati
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
Selama menjadi ajudan Soekarno, Sidarto sempat menyaksikan beberapa upacara kenegaraan termasuk proses penyerahan kekuasaan eksekutif dari Soekarno kepada Soeharto pada 20 Februari 1967.
Sejak saat itu, secara de facto dan de jure kekuasaan berpindah dari Soekarno ke Soeharto.
Selain tidak mendapatkan uang dari negara, semua fasilitas kenegaraan juga dibatasi ketat untuk Soekarno.
Termasuk fasilitas dokter kepresidenan untuk memeriksa kesehatannya.
Pada awal 1968, Soekarno dikenai tahanan rumah dan dibatasi aktivitasnya termasuk untuk bertemu keluarga.
Sidarto ditarik dari posisinya sebagai ajudan Soekarno oleh Polri Pada 23 Maret 1968. Kondisi kesehatan Soekarno yang semakin menurun dianggap lebih memerlukan dokter ketimbang ajudan.
Megawati ungkap keluarga tak setuju Bung Karno dimakamkan di Blitar
Haul Proklamator RI, Bung Karno ke 48 diselenggarakan di Makam Bung Karno, Bendogerit, Kota Blitar, Rabu (20/6/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Putri Bung Karno, yaitu Megawati Soekarnoputri berkesempatan memberikan sambutan sebagai perwakilan dari keluarga besar Bung Karno.
Presiden ke 5 tersebut menceritakan bagaimana perjuangan ayahnya bukan hanya dalam memerdekakan Indonesia tapi juga bangsa-bangsa lain yang terjajah.
"Dedikasi Bung Karno kepada bangsa dan negara baik dalam pemikiran maupun karya dan perjuangannya sangat luar biasa. Tidak heran rakyat Indonesia menyebut beliau proklamator, bapak bangsa dan juga sering disebut penyambung lidah rakyat Indonesia," kata Megawati.
Air mata Megawati mulai menetes saat menceritakan bagaimana kehidupan Bung Karno di akhir-akhir umurnya.
Yang justru harus dibuang dan dipenjara oleh pemerintah yang baru.
"Saya ikhlas dibuang, dipenjara, karena saya yakin suatu saat kita akan punya negara dan bangsa, itu yang diceritakan Bung Karno kepada kami, anak-anaknya," ujar Ketua Umum PDI Perjuangan ini.
Ketika Bung Karno meninggal, Megawati menceritakan bahwa keluarga tidak menyetujui untuk dimakamkan di Blitar.
"Tetapi karena pada waktu itu pemerintahan begitu keras, jadi seluruh keluarga akhirnya merelakan untuk dimakamkan disini," lanjutnya.
Ketika jenazah Bung Karno sampai di Kota Blitar, Megawati mengatakan banyak rakyat yang datang untuk mengantarkan jenazah Bung Karno.
"Padahal waktu itu, masyarakat tidak boleh banyak yang datang dan sangat dijaga dengan kuat, tetapi saya masih ingat arus dari rakyat itu tidak ada yang bisa membendung karena rakyat memang mencintai beliau," kata Megawati sambil menyeka air matanya.
Bahkan tidak cukup sampai di situ, Megawati menganggap telah terjadi Desoekarnoisasi yang bertujuan untuk menghilangkan ide dan gagasan yang telah dibangun oleh Bung Karno di negara yang telah dimerdekakannya sendiri.
"Tapi saya bilang kepada ayah saya, kami meminta ijin pada beliau, kali ini bapak, saya terjunkan salah satu cucu kamu yaitu Puti Guntur Soekarno, saya minta kepada rakyat Jatim untuk bisa menghargai Bung Karno dengan memenangkan cucunya bagi Jatim," kata Megawati.