Ikan di Sidoarjo Banyak yang Mati Kena Bocornya Lumpur Lapindo
Lumpur Lapindo di Sidoarjo kembali membuat banyak habitat air di sekitarnya jadi korban dan mati.
Penulis: M Taufik | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Lumpur Lapindo di Sidoarjo kembali membuat habitat air yang ada di sekitarnya menjadi korban.
Ini setelah ratusan ikan mati dan mengambang di saluran irigasi Desa Glagaharum, Kecamatan Porong,Sidoarjo, Kamis (5/7/2018).
Di saluran irigasi tersebut, air juga terlihat keruh dan bau. Tidak jernih seperti biasanya.
"Setelah diperiksa, ternyata air bercampur lumpur," kata Syamsul, warga setempat.
Lumpur yang bercampur dengan air di saluran irigasi ini merupakan Lumpur Lapindo yang bocor atau merembes ke aliran irigasi tersebut.
Baca: Bobol Situs Mabes Polri, Pemuda Lulusan SD Asal Lamongan ini Divonis 1,4 Tahun Penjara
"Maklum banyak ikan mati, wong airnya bercampur lumpur," imbuh pria 40 tahun tersebut.
Saluran irigasi yang airnya bercampur lumpur tersebut berada di dekat kanal milik Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS).
Kanal itu sehari-hari digunakan untuk mengalirkan cairan lumpur.
Mendengar ramai-ramai terkait peristiwa ini, petugas PPLS pun mendatangi lokasi saluran yang tercampur lumpur tersebut.
Mereka mengamati kondisi saluran, memeriksa dan menelusuri kanal yang berdekatan dengan irigasi tersebut.
"Dari penelusuran dan pemeriksaan yang dilakukan, memang diketahui ada rembesan sedikit dari kanal," kata Humas PPLS Hengki Listria Adi.
Baca: SW, Pria Pemberani yang Tembak Pelaku Teror Bom Pasuruan dengan Senapan Berburu
Petugas berusaha menelusuri titik-titik rembesan di kanal tersebut. Termasuk juga rembesan saluran kanal yang lain dengan cara berjalan kaki menyusuri kanal.
Kanal yang ditelusuri itu mulai dari desa Glagaharum hingga titik 67 di Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin.
"Hasilnya tidak ditemukan celah rembesan lain," sambung Hengki.
Usai penelusuran itu, PPLS lantas mengumpulkan para petugas lapangan dalam sebuah rapat untuk mencari tahu penyebab lumpur merembes sampai ke saluran irigasi.
Dikatakan Hengki, dalam rapat diketahui bahwa saluran kanal di kaki tanggul beberapa hari lalu sempat meluber.
Baca: Sudah Diterima SBMPTN di Unair, Calon Mahasiswa Baru Harus Ikuti 11 Tahapan Penting ini
Ini karena saluran yang lebarnya sepuluh meter itu tidak mampu menampung air bercampur lumpur.
"Kejadian itu juga mengakibatkan cairan tumpah ke saluran irigasi. Penyebabnya karena ada sedimentasi," lanjut dia.
Selain saluran irigasi di Desa Glagaharum, Kecamatan Porong, aliran irigasi di Desa Penatarsewu, Kecamatan Tanggulangin juga ikut terdampak. Ini karena dua saluran itu terhubung.
Hengki mengaku sudah mendapatkan laporan dari warga terkait itu. Dan pihaknya berjanji segera menanganinya. Untuk mengatasi limpahan air lumpur itu, PPLS menyiapkan dua solusi.
"Pertama dengan menutup rembesan di kanal Glagaharum. Lubang ditutup menggunakan tanah dan pasir. "Pekerjaan itu sedang berjalan. Dan kami akan memperkuat kanal," ujarnya.
Baca: Ziarah ke Makam Leluhurnya di Lamongan, Menlu Belanda Tawarkan Beasiswa Spesial
Sedangkan solusi kedua dilakukan dengan menormalisasi kanal. Normalisasi dilakukan mulai dari Glagaharum hingga Gempolsari. (Surya/Ufi)