Omzet Tembus Puluhan Juta, Kerajinan Ban Bekas Bawa Berkah Bagi Saidah usai Menjanda
Kerajinan ban bekas membawa berkah bagi janda ini untuk mengais rejeki dengan omzet mencapai puluhan juta.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Berstatus janda sejak satu tahun yang lalu tidak membuat Saidah berkecil hati. Perempuan 47 tahun ini tetap survive mengembangkan bisnis kerajinan bak sampah yang memiliki bahan baku ban bekas tersebut.
Bahkan, bisnis yang digeluti ibu dua anak ini terbilang sukses sekarang, dari yang awalnya hanya menjual ban bekas di dalam Kota Pasuruan, kini kerajinannya sudah dijual di luar kota alias sudah merambah lingkup Jawa Timur.
Hasil tak akan menghianati usaha keras yang dilakukan. Itulah yang menjadi pedoman dan prinsip Saidah dalam mengembangkan bisnisnya. Ia memulai bisnis ini sejak 17 tahun yang lalu.
Ia merintis usaha ini bersama suaminya. Namun, sejak setahun yang lalu suaminya meninggal, ia menjadi pincang dan kehilangan tumpuan. Namun, ia tetap berusaha untuk membiayai kebutuhan dua anaknya.
Baca: Dibawah Ancaman Pisau, Siswa SMP Disetubuhi Dua Pemuda di Bangkalan
Kini, dari usahanya itu, Saidah mampu memberikan gaji untuk empat karyawannya hingga Rp 6 juta per bulan. Omzetnya pun mencapai puluhan juta.
"Saya mulai usaha ini dengan suami setelah menikah 17 tahun lalu dan mulainya dari nol. Alhamdulillah karena sejak awal kerja bersama, saya bisa menjalankannya," katanya kepada Surya, Selasa (17/7/2018)
Saidah menyampaikan, merintis bisnis ini tidak mudah. Ia mengungkapkan , 17 tahun lalu, ia dan suaminya kebingungan mencari pekerjaan.
Akhirnya, almarhum suaminya mendapatkan ilmu membuat kerajinan bak sampah berbahan dasar ban bekas. Akhirnya, ia pun bersama suaminya mulai membuat kerajinan itu.
Baca: Jembatan Bikin Jalur Nasional Surabaya-Jember Macet Parah, Polisi Berlakukan Pola Buka Tutup
"Pertama saya pajang saja di rumah. Sehari, dua hari, seminggu, bahkan sebulan tidak laku sama sekali. Tidak ada pembeli yang melirik kerajinan kami," tambahnya.
Pelan tapi pasti, kata dia, kerajinannya mulai dilirik tetangganya. Satu per satu tetangga dekat rumahnya mulai membeli kerajinannya, dan akhirnya berkembang.
Penjualannya mulai meluas hingga sekarang. Beberapa tahun kemudian, usahanya mulai dikenal. Selain pembeli eceran, satu per satu tengkulak mulai memesan bak sampah. Pesanan semakin banyak sehingga mulai dibantu karyawan.
Saidah juga mulai berani mengikuti pameran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) baik yang digelar pemerintah setempat maupun keluar daerah.
"Berkah ikut pemeran jadi banyak yang tahu. Selain pemesan dalam kota, pembeli dari luar kota juga memesan," terangnya.
Baca: Polres Tanjung Perak Gagalkan Penyelundupan Belasan Mobil Kreditan dari Surabaya ke Timor Leste
Hingga saat ini ia mempekerjakan empat karyawan. Dua karyawan di bagian pembuatan, dua lagi di bagian pengecatan dan melukis.
"Dulu saya jual bak sampah polos. Agar menarik pembeli kemudian diwarnai, dilukis pemandangan alam, bunga, hingga kartun. (Gambar tokoh) Doraemon yang disukai," ucapnya.