Kisah Soeharto, Mantan Atlet Tunanetra yang Kini Jadi Tukang Pijat & Rawat Istri Sakit Seorang Diri

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA -  Indonesia tengah melakukan berbagai persiapan menjelang Asian Games 2018.

Mulai dari persiapan infrastruktur hingga para atlet yang akan berlaga.

Sebagai tuan rumah Asian Games tahun ini, Indonesia tentu ingin menampilkan yang terbaik.

Namun, di tengah persiapan tersebut, sebuah kisah datang dari mantan atlet tunanetra berprestasi Indonesia, Soeharto.

Pria berusia 68 tahun tersebut kini menghabiskan hari tuanya di rumahnya yang berada di Jalan Putat Jaya C Barat Gang X Surabaya.

Dikunjungi TribunJatim di rumahnya, Selasa (24/7/2018), Soeharto mengaku memulai karier atletnya di usia 26 tahun.

• Tak Hanya Piawai Jaga Gawang, Kiper Arema FC ini Juga Sudah Cicipi 3 Posisi Berbeda dalam Sepak Bola

Di tahun 1976 ia menjadi tolak peluru di ajang Far East and South Pacific (FESPIC) Games di Jakarta.

Padahal, Soeharto mengalami kebutaan sejak usia 19 tahun.

Namun, di tahun 1977, ia membawa pulang emas (lempar lembing) dan perunggu (panca lomba) di Australia.

"Saya dulu atletik, semua ikut olahraganya mulai lari, renang, sampai lempar lembing," kata Soeharto.

• Viral Video Jenazah Dibawa Pakai Motor, Ini Deretan Faktanya, Terungkap Kisah Sebelum Meninggal

Tak hanya mendali yang dipersembahkan Soeharto.

Ia rupanya juga memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Hal ini terlihat dari piagam penghargaan dari Palang Merah Indonesia, yang didapat karena ia telah menjadi pendonor darah hingga 30 kali di tahun 1986, saat usianya 36 tahun.

Lalu, bagaimana kehidupan Soeharto kini?