Cara Para Pengawal Lindungi Soeharto dari Ancaman Sniper, Tak Bisa Berbuat Banyak Saat di Belanda
Soeharto memang sering jadi sasaran sniper. Lalu seperti apa cara para pengawal menanganinya? Semuanya terungkap di sini
Penulis: Januar AS | Editor: Dwi Prastika
Meski demikian, saat turun dari pesawat tersebut, Soeharto tetap tenang.
• Setelah Seminggu Jadi Tontonan Warga, Semburan Air di Ngawi Akhirnya Surut
Sikap tenang Soeharto itu juga menular kepada orang sekitarnya.
"Presiden saja berani, mengapa kami harus gelisah?" tulis Sjafrie.
Selanjutnya, Soeharto dijemput pasukan PBB yang sudah menyiapkan VAB, Panser buatan Prancis.
Begitu kendaraan itu berjalan, Soeharto pun menanyakan sesuatu.
• Belajar Aplikasi Stempel Puter, Tiga Polres di Jawa Timur Datangi Mapolres Situbondo
"Sekarang ini kita berada di mana?" tanya Soeharto ke Atase Pertahanan.
Pihak Atase Pertahanan kemudian menjawab mereka sedang berada di Sniper Valley.
• Kabupaten Tulungagung Andalkan Sektor Budaya dan Pariwisata
Benny Moerdani tak bisa berbuat banyak saat di Belanda
Sebagai tokoh intelijen yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) dan Panglima TNI, Benny Moerdani dikenal sebagai pengawal pribadi Presiden Soeharto yang sangat loyal.
Selain sebagai pengawal, ia bahkan dikenal sebagai agen rahasia yang siap menyerahkan nyawanya demi keselamatan Pak Harto.
Dilansir dari Intisari, suatu kali pada akhir Agustus tahun1970-an, Presiden Soeharto berkunjung ke Belanda dan akan menuju Istana Huis Ten Bosch, Den Haag, tempat keluarga Kerajaan Belanda menetap.
Kunjungan Pak Harto itu sebenarnya merupakan 'lawatan yang kaku' karena pemerintah Kerajaan Belanda pada tahun 1970-an belum mengakui tanggal kemerdekaan RI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
• Bela Ayu Ting Ting, Pasha Ungu Beri Nasihat Panjang Pada Haters, Begini Isinya!
Pemerintah Belanda bahkan baru mengakui kemerdekaan RI pada 16 Agustus 2005 menjelang Indonesia merayakan peringatan kemerdekaan yang ke-60 tahun.
Kunjungan Pak Harto saat itu bahkan tidak disukai oleh Kerajaan Belanda mengingat di era Perang Kemerdekaan, Pak Harto sebenarnya merupakan musuh bebuyutan militer Belanda.
Aparat keamanan Belanda yang secara psikologis terpengaruh oleh sikap Kerajaan Belanda bahkan hanya menyiapkan sistem pengamanan yang tidak maksimal sehingga bisa membahayakan keselamatan Pak Harto.