7 Fakta Baru Mahasiswi Malang yang Tewas di Jerman, Hasil Otopsi Bikin Keluarga Hanya Bisa Pasrah
7 fakta dari mahasiswi asal Malang yang tewas di Jerman. Dari penyebab, hingga hasil autopsi yang bikin keluarga pasrah
Penulis: Januar AS | Editor: Adi Sasono
Setelah mendapat kabar dari Emil, Umi lantas mengatakan kalau dari pihak Pemkot Malang, baru kerabatnya dari Disbudpar yang datang.
Ia juga sempat ditanya sejumlah rekannya terkait respon Walikota Malang.
Namun Umi mengatakan Plt Wali Kota Malang Sutiaji belum datang ke rumahnya.
Umi menegaskan akan berjuang sekuat tenaga untuk memulangkan putri satu-satunya itu.
Ia juga berharap ada perhatian serius dari pemerintah karena kepergian Shinta ke Jerman adalah bagian dari bentuk pengabdian.
"Ini anak berprestasi. Mereka juga berat kuliah di sana," ujarnya.
• Anneesha Atheera, Putri Sandiaga Uno yang Sempat Dijodohkan dengan Putra Ahok, Lihat Foto-fotonya!
Selanjutnya, dosen yang mengajar di Universitas Brawijaya dan IKIP Budi Utomo itu berharap ada kejelasan prosedur dan biaya agar keluarga tidak bingung.
"Kami butuh informasi SOP yang jelas agar para orang tua tidak menunggi terlalu lama. Karena tidak semua kaya, saya hanya PNS. Gaji juga pas-pasan. Mungkin tidak mudah kalau tiba-tiba harus ditarik uang," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang warga Kota Malang yang sedang kuliah di Universitas Bayreuth, Jerman dikabarkan meninggal dunia di danau kampus, Kamis (9/8/2018) waktu setempat. Korban adalah Shinta Putri Dina Pertiwi yang sedang menempuh kuliah di Universitas Bayreuth, Jerman. Shinta meninggal di Danau Trebgaster, Bavaria.
Shinta yang beralamat di Bandulan Gang 12, Sukun, Kota Malang ini sudah lima tahun tidak pulang ke Kota Malang. Ibu almarhumah, Umi Salamah saat ditemui di kediamannya menjelaskan, Shinta berkomitmen tidak pulang sebelum pendidikannya selesai.
“Dia memang komitmen tidak pulang sebelum kuliahnya tuntas,” ujar Umi, Minggu (12/8/2018).
• 6 Ons Sabu-sabu Disita dari Tangan Dua Pria di Rembang Utara, Dijual Seharga Rp 1,2 Juta Per Gram
Shinta menempuh pendidikan S1 di Universitas Leipzig.
Di sana ia mengambil jurusan kedokteran. Kemudian ia melanjutkan pendidikan spesialis forensik di Universitas Bayreuth. Ia salah satu siswa berprestasi yang mendapat beasiswa ke sana.
Menurut laporan dari media Jerman, Neue Presse Coburg, Shinta dilaporkan hilang sejak Rabu (8/8/2018) oleh dua orang temannya yang pergi bersama ke danau di dekat kampus.
Shinta saat itu sedang mandi di sebuah danau kampus.
Ia mandi bersama seorang rekannya yang berasal dari Maluku.
Pada sore hari, seorang temannya yang lain tidak bisa menemukan Shinta di sekitar danau.
Merasa khawatir, temannya itu kemudian memanggil Shinta dengan pengeras suara. Namun upaya itu juga tidak berhasil.
“Shinta tidak bisa ditemukan teman-temannya sehingga melapor ke pengawas danau untuk dibantu mencari. Semua peralatan canggih dikerahkan, mulai dari helikopter hingga kapal selam mini untuk mencari Shinta,” imbu Umi.
5. Kerahkan 100 personel untuk pencarian
Pencarian terus dilakukan hingga tengah malam, sebanyak 100 personel tim rescue dikerahkan. Meski dengan alat canggih seperti sonar deteksi, deteksi panas hingga kapal selam mini, namun jasad Shinta belum bisa ditemukan. Akhirnya pencarian tersebut harus terhenti pada Kamis pukul 1.00 setempat.
Pagi harinya, tim operasi kembali melanjutkan pencarian. Tim kesulitan mencari korban karena luasnya danau dengan panjang 680 meter dan lebar 220 meter tersebut. Belum lagi kedalamannya lebih dari empat meter.
Namun upaya keras tim penyelamat itu membuahkan hasil setelah menemukan korban sekitar 30 meter dari darat. Begitu ditemukan, jenazah sempat diidentifikasi sebelum seorang rekannya sesama mahasiswa memastikan kalau jenazah adalah Shinta. Korban kemudian dievakuasi dan diselidiki polisi setempat.
6. Satu-satunya lulusan SMAN 7 yang kuliah di luar negeri
Kepergian Shinta Putri Dina Pertiwi menyisakan duka tersendiri bagi gurunya, Agustina Dwi Astuti (57). Di mata Agustina, Shinta dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berprestasi.
Almunus SMAN 7 Malang itu bahkan disebut-sebut oleh Agustina sebagai satu-satunya lulusan SMAN 7 yang kuliah di luar negeri.
"Sepanjang puluhan tahun mengajar di SMA ini, hanya dia yang bisa kuliah di luar negeri. Sebelumnya belum ada," ujar Agustina saat ditemui di SMAN 7 Malang, Selasa (14/8/2018).
Agustina kembali menceritakan kenangaannya bersama Shinta. Agustina adalah guru Matematikanya Shinta di kelas 3 IPA.
"Anaknya cantik kecil seperti saya," ungkap Agustina, Selasa (14/8/2018).
Bahkan Shinta pernah dijadikan tutor Matematika di kelas. Tugasnya membantu Agustina menyampaikan materi kepada siswa lainnya.
Agustina pernah mengatakan ke Shinta kalau ia ingin ada lulusan SMAN 7 yang menjadi dokter. Tak dinyana, keinginan Agustina itu terwujud ketika Shinta lolos beasiswa kuliah ke Jerman mengambil kedokteran di Universitas Leipzig.
"Karena kepandaiannya saya pernah cerita SMAN 7 kepingin siswanya jadi dokter. Saya doakan di antara kalian menjadi dokter. Begitu lulus, waktu itu ada beasiswa pengarahan, di antaranya Jerman. Terus ternyata lolos dan pilihannya ke sana," katanya.
Agustina pun merasa bangga dan senang mendengar kabar itu. Ia tak henti-hentinya memotivasi Shinta.
"Saya tambahi motivasi itu. Saya doakan mudah-mudahan menjadi dokter. Akhirnya dia lulus dan pamitan dengan saya sebelum berangkat, aduh nak keturutan," ujar Agustina.
Agustina juga berpesan agar Shinta berhati-hati di negeri orang. Ia berpesan tetap mempertahankan prestasi di Jerman.
"Saya punya keyakinan kalau Shinta bisa lulus tepat waktu. Dia anak yang cerdas," tegasnya.
7. Hasil otopsi
Hasil otopsi tubuh Shinta Putri Dina Pertiwi, mahasiswi asal Kota Malang yang tewas di Jerman sudah keluar.
Keluarga Shinta mendapatkan informasi itu pada Selasa (14/8/2018) siang dari Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman.
Shinta meninggal murni kecelakaan. Setelah hasil otopsi keluar, jenazah segera diberangkatkan ke Indonesia. Diperkirakan tiba di Malang pada Kamis atau Jumat.
"Shinta murni tenggelam kata Mbak dari PPI. Kamis atau Jumat insya Allah jenazah tiba," ujar Umi Salamah, ibu kandung Shinta, Selasa (14/8/2018).
Kata Umi, putrinya itu mengenakan pakaian renang busana muslim saat berenang. Pakaian renang itu dibeli dari Indonesia.
Keluarga perlahan mulai ikhlas dengan kepergian Shinta.
"Sekarang mulai ikhlas. Mudahan khusnul khatimah, jihad dan syahid. Putri saya meninggal saat menuntut ilmu. Itu jihad, itu yang menghibur saya," tegasnya.