Fakta Baru Pembantaian Pekerja di Papua: Kisah Korban Selamat yang Pura-pura Mati, 19 Orang Dibunuh
Pembantaian pekerja di Papua menjadi topik pembicaraan hangat, begini kabar terkini, dari jumlah pasti korban hingga cerita menegangkan korban selamat
Penulis: Ignatia | Editor: Ayu Mufihdah KS
Pembantaian pekerja di Papua menjadi topik pembicaraan hangat, begini kabar terkini, dari jumlah pasti korban hingga cerita menegangkan korban selamat
TRIBUNJATIM.COM - Pembantaian pekerja di Papua menjadi topik hangat yang tengah ramai dibicarakan.
Pembantaian pekerja di Papua ini diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)
Dikutip dari Kompas.com, pembantaian dilakukan di Kali Yigi-Kali Auruk, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Kasus ini menjadi perbincangan begitu hangat di media sosial dan media massa.
• 8 Fakta Terkini Pembunuhan 31 Pekerja Jembatan di Nduga Papua, Ini Dugaan Penyebab Pembantaian

Peristiwa Pembantaian pekerja di Papua termasuk mengerikan dan berubah menjadi situasi genting saat ini.
Dikabarkan, 31 orang pekerja dibunuh dalam peristiwa mengerikan tersebut.
Tak hanya itu, KKB juga menyerang pos TNI yang mengakibatkan beberapa anggota luka-luka dan satu orang meninggal dunia.
• Fakta Egianus Kogoya, Pimpinan KKB yang Diduga Bunuh 31 Pekerja Pembangunan Jembatan di Papua
Kronologi
Dikutip dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), seorang pekerja yang selamat akhirnya menceritakan kronologi cerita.
Dari keterangan Jimmipada tanggal 1 Desember 2018 seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena pada hari itu.
Mereka libur karena ada upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM).
• Seorang Pria di Kalimantan Bantai Ibu dan Bibinya Jelang Mantan Pacar Menikah
Upacara tersebut dilaksanakan kelompok KKB dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhamad Aidi, menceritakan kembali keterangan yang diproleh dari Jimmi kepada Kompas.com, Rabu (5/12/2018).
"Sekira pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar, selanjutnya digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang KKB bersenjata campuran standar militer," ungkapnya.
Kemudian, pada tanggal 2 Desember 2018, seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo.
Di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.

"Tidak lama kemudian para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua. Mereka kemudian secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah" ungkap Aidi, sebagaimana disampaikan Jimmi Aritonang, saksi kejadian.
Setelah itu KKB meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.
Di tempat itu, ada 11 orang karyawan yang pura-pura mati dan kemudian berusaha bangkit kembali untuk melarikan diri.
"Namun malangnya, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar. 5 orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat), 6 orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua. 2 orang di antaranya belum ditemukan sedangkan 4 orang di antaranya, termasuk saksi Jimmy Aritonang, selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua," ungkapnya, seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (5/12/2018).
• Inilah Empat Prinsip yang Disampaikan Komnas HAM Terkait Kasus Pembantaian Ninja Tahun 1998
Penyerangan Pos TNI
Tak sampai di situ, kata Aidi, pada tanggal 3 Desember 2018 sekitar pukul 05.00 WIT, Pos TNI 755/Yalet diserang oleh KKB bersenjata standar militer campur panah dan tombak.
"Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia,"
"Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan," ujar Aidi.
• Detik-detik Wanita di Malang Saksikan Kakak Dibantai hingga Tewas: Kakakku Manusia, Bukan Tikus!
Akan tetapi, ia menegaskan, sejak tanggal 4 Desember 2018 pukul 07.00 WIT, Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta dilakukan evakuasi terhadap korban.
"Jadi, kalau mendengar keterangan saksi korban yang masih hidup (Jimmi), jumlah korban yang dipastikan meninggal dunia dibantai oleh KKB di lereng bukit puncak Kabo adalah 19 orang," pungkasnya.
Cerita Jimmi Pura-pura Mati
Jimmi Aritonang adalah satu dari 25 karyawan PT Istaka Karya yang berhasil selamat dari pembunuhan sadis KKB itu.
Kakak ipar Jimmi Aritonang, Lefrend Siahaan, menceritakan kisah adik iparnya pada saat disandera dan juga berhasil melarikan diri.
Saat itu, mereka yang berjumlah 25 orang pekerja pembangunan jembatan jalan Trans Papua, didatangi dan dikumpulkan menjadi satu oleh anggota KKB.
• Usut Kembali Kasus Pembantaian Tahun 1998, Komnas HAM Tak Mau Disebut Ungkit Masa Lalu

Setelah mereka dikumpulkan lanjutnya, Jimmi bersama teman-temannya dibawa di puncak Kabo yang tak jauh dari camp para pekerja.
Di sanalah para karyawan dieksekusi dengan senjata api.
"Jadi, saat mereka ditembaki. Adik ipar saya bersama beberapa temannya pura-pura mati. Lalu setelah mereka ditinggalkan. Mereka yang selamat melarikan diri. Saya jumlahnya tidak tahu berapa orang yang berhasil selamat," kata Siahaan yang tinggal di Wamena.
"Jadi mereka berlari dari lokasi eksekusi ke Distrik Mbua, dengan melewati hutan lebat, sungai yang terjal dan juga bukit. Sesampainya di sana, ternyata mereka dikejar dan masih dihujani peluru saat mengamankan diri di Pos TNI Mbua," terangnya lagi.
• Marah Usai Seorang Warganya Tewas Dimangsa, Ratusan Orang di Sorong Bantai 292 Ekor Buaya
Cerita Keluarga
Dua keluarga dari 31 karyawan yang dikabarkan tewas dibunuh KKB di Papua, menyampaikan keprihatinan dan kecemasannya.
Keluarga dari Muhammad Agus misalnya, hinga saat ini, masih belum mendapat kabar keberadaan Agus.
Pihaknya sangat kaget mendengar adanya informasi dari berbagai media yang menyampaikan adanya 31 pekerja pembangunan jembatan di Nduga, tewas dibunuh oleh sekelompok orang.
• Bantu Tangani Kasus Penembakan 31 Pekerja di Papua, Polda Jatim Kirim Brimob dari Berbagai Detasemen
Dia berharap, perusahaan, pemerintah, dan aparat TNI dan Polri, memberikan kemudahan akses bagi para keluarga yang bekerja di PT Istaka Karya.
"Saya tahu aparat TNI dan Polri lagi berupaya untuk mencari tahu kabar mereka. Tapi, tolong bantu berikan informasi seluas-luasnya bagi pihak keluarga mengenai peristiwa yang ada disana. Apalagi seperti kami. Sama sekali tak ada perwakilan keluarga di Papua," tuturnya, seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (5/12/2018).
