Hingga Akhir Januari 2019, Ada 41 Kasus DBD dan 110 Kasus DD di Kota Blitar
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar mencatat ada 151 kasus Demam Derdarah Dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD) hingga Rabu (30/1/2019).
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar mencatat ada 151 kasus Demam Derdarah Dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD) hingga Rabu (30/1/2019).
Rinciannya, kasus DBD sebanyak 41 kasus dan kasus DD sebanyak 110 kasus.
Dibandingkan data pada Kamis (24/1/2019), jumlah kasus DBD di Kota Blitar meningkat hampir dua kali lipat.
Pada Kamis pekan lalu, jumlah kasus DBD masih sekitar 24 kasus.
"Jumlah kasusnya terus meningkat. Kasusnya ditemukan di tiga kecamatan di Kota Blitar," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Blitar, Harni Setyorini.
• Maraknya Wabah Demam Berdarah, Pemprov Jatim Perlakukan DBD Layaknya Kasus Luar Biasa
Jumlah kasus DBD paling banyak ditemukan di Kecamatan Sukorejo sebanyak 20 kasus, lalu Kecamatan Kepanjenkidul ada 13 kasus dan Kecamatan Sananwetan ada delapan kasus.
Sedangkan jumlah kasus DD paling banyak ditemukan di Kecamatan Kepanjenkidul ada 43 kasus, Kecamatan Sananwetan ada 39 kasus dan Kecamatan Sukorejo ada 28 kasus.
"Demam dengue ini tahapan menuju DBD. Pasien trombositnya sudah turun tapi belum terjadi perdarahan," ujar Harni.
Untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi virus dengue, Dinkes meminta sejumlah fasilitas kesehatan untuk melaporkan perkembangan kasus selama 24 jam.
Dinkes juga menggelar rapat koordinasi dengan lintas sektoral untuk kewaspadaan dini terhadap penyebaran infeksi virus dengue.
"Kami juga mengadakan fogging, tapi fokusnya berdasarkan temuan kasus DBD. Pada Oktober-November 2018, kami juga sudah melakukan fogging sebelum masa penularan. Januari ini memang diprediksi sebagai puncak penularan penyakit DBD," kata Harni.
• Penderita DBD di Jatim Capai 2660 Pasien dan Terbanyak Kelima di Indonesia,Tapi Belum Ada Status KLB
Sebelumnya, sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Kota Blitar rata-rata masih dipenuhi pasien Demam Berdarah Dengue hingga Rabu (30/1/2019).
Sejumlah pasien DBD yang menjalani rawat inap di puskesmas dan rumah sakit bukan hanya warga kota saja, tapi juga dari wilayah Kabupaten Blitar.
Seperti yang terlihat di Puskesmas Sananwetan, Kota Blitar.
Tempat tidur untuk pasien rawat inap di puskesmas itu saat ini terisi semua.
Ada sembilan tempat tidur untuk pasien rawat inap di puskesmas itu. Dari sembilan pasien yang menjalani rawat inap, delapan pasien diindikasi terkena DBD.
"Selama Januari ini, tempat tidur untuk rawat inap penuh terus. Hari ini ada tiga pasien keluar, tapi ada tiga pasien masuk lagi. Rata-rata pasien yang rawat inap terindikasi DBD," kata Kepala UGD Puskesmas Sananwetan, Kota Blitar, Zainun Nikmah, Rabu (30/1/2019).
• INFO SEHAT - Tips Mencegah Demam Berdarah, Penyakit yang Patut Diwaspadai saat Musim Hujan
Zainun mengatakan, sejak awal Januari 2019 sampai sekarang, sudah ada 51 pasien yang menjalani rawat inap di puskesmas.
Dari jumlah itu, sebanyak 43 pasien dari Kota Blitar dan delapan pasien dari wilayah Kabupaten Blitar.
Rata-rata, para pasien yang menjalani rawat inap karena terkena demam.
Rinciannya, tujuh pasien sudah positif DBD, 35 pasien terkena demam dengue dan sembilan pasien terkena tifus.
"Demam dengue itu trombosit turun tapi belum ada perdarahan. Kalau DBD sudah ada perdarahan. Kalau trombositnya di bawah 30 ribu dan kondisinya lemah langsung kami rujuk ke rumah sakit," ujarnya.
• Waspadai Bahaya Demam Berdarah di Musim Hujan, 41 Orang di Situbondo Telah Terjangkit DBD
Hal sama juga terjadi di RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar.
Saat ini, ada 37 pasien DBD yang dirawat di rumah sakit milik Pemkot Blitar itu.
Data pasien itu terakhir diupdate pada Senin (30/1/2019) pukul 07.00 WIB.
"Data sampai pukul 07.00 tadi ada 37 pasien DBD yang dirawat di RSUD Mardi Waluyo," kata Humas RSUD Mardi Waluyo, Joko Purnomo. (sha)