25 Orang di Kota dan Kabupaten Mojokerto Tercatat Bunuh Diri Mulai Tahun 2017 sampai 2019
Peristiwa bunuh diri masih marak dijumpai. Beberapa pekan lalu, empat orang di SUrabaya akhiri hidupnya sendiri dalam 4 hari berturut-turut.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Anugrah Fitra Nurani
"Rata-rata korban didominasi pria. Hanya satu korban wanita," terangnya.
Polisi tidak bisa menyimpulkan motif bunuh diri, mengingat kasus semacam ini bukan tergolong tindak pidana.
"Selain itu, kasus bunuh diri tahun 2017 dan 2018 bukan saya yang menangani. Saya tak tahu pastinya," paparnya.
(Pasangan Pria dan Wanita Diduga Bunuh Diri Bareng di Kamar Hotel, Namun Cara yang Dipilih Berbeda)
Sementara itu, jumlah korban bunuh diri di Kabupaten Mojokerto ternyata lebih banyak dibandingkan dengan Kota Mojokerto.
Dari data yang dapat dihimpun, di tahun 2017 sampai 2018 kasus bunuh diri di Kabupaten Mojokerto mencapai 16 kasus.
"Di tahun 2017 ada 6 kasus bunuh diri. Sedangkan di tahun 2018 ada 10 kasus bunuh diri. Di tahun 2019 belum ada kasus bunuh diri," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Muhammad Solikhin Fery.
Serupa dengan kasus di Kota Mojokerto, seluruh kasus bunuh diri di Kabupaten Mojokerto dilakukan dengan cara gantung diri. Untuk lokasi bunuh diri variatif, di antaranya dilakukan di kamar, dapur, kebun, dan kandang ternak.
"Korban menggunakan seutas tali tampar, kabel, dan kain untuk bunuh diri," tambah Fery.
Terkait rentan usia korban, masih kata Fery, dari 35 sampai 80 tahun. Namun, ada satu korban yang masih remaja, usianya 17 tahun.
"Dari keterangan saksi, korban bunuh diri dipicu faktor frustasi karena masalah keluarga, ekonomi, dan penyakit," pungkasnya.
Reporter: Surya/Danendra Kusuma
(Pria 28 Tahun asal Mulyorejo Surabaya Tewas Jatuh dari Lantai 6 Hotel di Gubeng, Diduga Bunuh Diri)