Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tahun Baru Imlek

Menguak Peran Penting Gus Dur di Balik Perayaan Imlek, Keputusan Setelah Era Soeharto Paling Diingat

Gus Dur rupanya punya peran penting di balik perayaan Tahun Imlek. Hal itu terjadi setelah masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Melia Luthfi Husnika
Kompas.com/Totok Wijayanto - TribunJatim.com/Nur Ika Anisa
Gus Dur dan Perayaan Imlek 

Gus Dur rupanya memiliki peran penting di balik perayaan Tahun Imlek. Hal itu terjadi setelah masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Simak sejarahnya!

TRIBUNJATIM.COM - Perayaan Tahun Baru Imlek rupanya tak lepas dari sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Gus Dur, yang merupakan Presiden keempat RI ini rupanya memiliki peran penting terkait Perayaan Tahun Baru Imlek setelah masa Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.

Seperti diketahui, hari ini, Selasa (5/2/2019) bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek 2570.

Pantauan TribunJatim.com, bertepatan dengan hari ini, #TerimaKasihGusDur menjadi trending topic di Twitter.

Lalu, mengapa Gus Dur berkaitan erat dengan Tahun Baru Imlek dan apa peran pentingnya kala itu?

Berikut sejarahnya:

10 Foto Ucapan Imlek 2019 Versi Para Artis, Ada Ashanty Hingga Raline Shah, Foto BCL Paling Beda!

Dalam artikel Kompas.com berjudul "Peran Gus Dur di Balik Kemeriahan Imlek", selama Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto, masyarakat etnis Tionghoa dilarang merayakan Imlek secara terbuka.

Hingga saat ini belum diketahui alasan atau latar belakang Soeharto melahirkan sejumlah kebijakan yang dianggap mendiskriminasi etnis Tionghoa.

Adapun mengenai larangan perayaan Imlek secara terbuka, kebijakan itu diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China.

Dalam aturan itu, Soeharto menginstruksikan agar etnis Tionghoa yang merayakan pesta agama atau adat istiadat "tidak mencolok di depan umum, melainkan dilakukan dalam lingkungan keluarga".

Sementara itu, kategori agama dan kepercayaan China ataupun pelaksanaan dan cara ibadah dan adat istiadat China itu diatur oleh Menteri Agama setelah mendengar pertimbangan Jaksa Agung.

Imlek dan Cap Go Meh kemudian masuk dalam kategori tersebut.

Meriahnya Perayaan Imlek di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya, Tata Sesaji Hingga Tari Kipas

Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendengarkan pertanyaan wartawan saat menyampaikan Catatan Kritis Akhir Tahun di Jakarta, Selasa (26/12/2006).
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendengarkan pertanyaan wartawan saat menyampaikan Catatan Kritis Akhir Tahun di Jakarta, Selasa (26/12/2006). (KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Setelah Soeharto jatuh pada 1998, bermacam tradisi dan adat istiadat Tionghoa yang dilarang tidak serta-merta bisa langsung dijalani kembali.

Sejumlah kebijakan diskriminatif terhadap etnis Tionghoa juga masih ada, misalnya kewajiban menyertakan surat bukti kewarganegaraan RI ketika mengurus dokumen kependudukan khusus untuk etnis Tionghoa.

Saat Gus Dur terpilih menjadi presiden hasil pemilihan umum pertama pada era reformasi, sejumlah perubahan dilakukan.

Rayakan Imlek 2019, Sederet Artis Lakukan Pemotretan Berkonsep Cina, Ada Gisella hingga Marion Jola

Satu momen penting adalah ketika Gus Dur memutuskan mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967.

Inpres itu dicabut dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000.

Dalam Harian Kompas disebutkan, Sekretaris Dewan Rohaniwan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Budi Tanuwibowo masih ingat kejadian yang melatarbelakangi pencabutan inpres tersebut.

Prosesnya terbilang cepat, malah membuat Budi kaget dengan sikap Gus Dur itu.

"Waktu itu, kami ngobrol sambil berjalan mengelilingi Istana. Gus Dur lalu bilang, oke, Imlek digelar dua kali, di Jakarta dan Surabaya untuk Cap Go Meh. Kaget juga saya," kata Budi, dikutip dari harian Kompas yang terbit 7 Februari 2016, Selasa (5/2/2019).

Perayaan Imlek di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya, salah satunya Tari Kipas.
Perayaan Imlek di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya, salah satunya Tari Kipas. (TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA)

Rayakan Imlek 2019, Sederet Artis Lakukan Pemotretan Berkonsep Cina, Ada Gisella hingga Marion Jola

Rencana perayaan Imlek dan Cap Go Meh itu tentu saja terhambat Inpres Nomor 14/1967 yang saat itu masih berlaku.

Namun, dengan spontan, Gus Dur berkata, "Gampang, inpres saya cabut."

Pencabutan pun dilakukan dengan penerbitan Keppres Nomor 6/2000.

Keppres itu kemudian menjadikan etnis Tionghoa mulai merayakan Imlek secara terbuka.

Kemeriahan pun terlihat di perayaan Imlek, yang saat itu ditandai sebagai tahun Naga Emas.

Ornamen naga, lampion, dan angpau ikut terlihat terpasang indah di sejumlah pertokoan.

Atraksi barongsai menjadikan perayaan Imlek semakin ceria.

Rayakan Imlek 2019 Bersama Veronica Tan, Putra Ahok BTP Tunjukkan Keahlian Tersembunyi Sang Ibunda

Akan tetapi, perayaan Imlek sebagai hari nasional baru dilakukan dua tahun sesudahnya, pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.

Megawati menyampaikan penetapan tersebut saat menghadiri Peringatan Nasional Tahun Baru Imlek 2553 pada 17 Februari 2002.

Penetapan Imlek sebagai hari libur nasional baru dilakukan pada 2003.

Meski demikian, bukan berarti diskriminasi terhadap etnis Tionghoa hilang.

Pada 2004, Gus Dur pun mengakui masih ada ribuan peraturan diskriminatif yang belum dicabut.

"Masih ada 4.126 peraturan yang belum dicabut. Misalnya, soal SBKRI. Itu kan sesuatu yang tidak ada gunanya," kata Gus Dur dikutip dari harian Kompas yang terbit pada 11 Maret 2004.

"Di mana-mana di dunia, kalau orang lahir ya yang dipakai akta kelahiran, orang menikah ya surat kawin, tidak ada surat bukti kewarganegaraan. Karena itu, saya mengimbau kawan-kawan dari etnis Tionghoa agar berani membela haknya," ujar dia.

Malam Tahun Baru Imlek di Klenteng Hong San Koo Tee Surabaya pada Selasa (5/2/2019) dinihari
Malam Tahun Baru Imlek di Klenteng Hong San Koo Tee Surabaya pada Selasa (5/2/2019) dinihari (TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI)

Kwik Kian Gie Ungkap Cara Gus Dur Pilih Menteri, Sampai Gunakan Hak Prerogatif karena Usulan Wiranto

Gus Dur pun berharap semua elemen bangsa memberikan kesempatan kepada masyarakat Tionghoa dalam kehidupan bermasyarakat.

"Mereka adalah orang Indonesia, tidak boleh dikucilkan hanya diberi satu tempat saja. Kalau ada yang mencerca mereka tidak aktif di masyarakat, itu karena tidak diberi kesempatan," ucap Gus Dur.

"Cara terbaik, bangsa kita harus membuka semua pintu kehidupan bagi bangsa Tionghoa sehingga mereka bisa dituntut sepenuhnya menjadi bangsa Indonesia," ujar tokoh Nahdlatul Ulama itu. Atas kebijakan dan pemikirannya yang terbuka, Gus Dur pun mendapat gelar sebagai "Bapak Tionghoa Indonesia".

Bagi kaum Tionghoa, Gus Dur dinilai telah menghapus kekangan, tekanan, dan prasangka.

Pada masa lalu, kaum Tionghoa kerap mendapati stigma buruk, baik dari Pemerintah Indonesia, maupun masyarakat pada umumnya.

Gus Dur juga dinilai telah berjasa menjadikan semua warga negara menjadi setara.

Gus Dur
Gus Dur (NU Online)

Keputusan Gus Dur selalu diingat

Trendingnya #TerimaKasihGusDur bisa menjadi tanda bahwa keputusan Gus Dur kala itu masih diingat hingga kini.

#TerimaKasihGusDur trending topic di Twitter, Selasa (5/2/2019).
#TerimaKasihGusDur trending topic di Twitter, Selasa (5/2/2019). (TRIBUNJATIM.COM/TWITTER)

Putri Gus Dur Alissa Wahid melalui akun terverifikasi @AlissaWahid ikut meretweet, #TerimaKasihGus Dur. 

"Salam selamat Tahun Baru Imlek 2019 dari kawan2 @GUSDURians di berbagai kota. Semoga sikap saling menghargai semakin menguat dalam diri kita semua. Berbagi bangsa, berbagi bahagia,"

Para netizen pun ikut membagikan postingan dengan tagar serupa.

Mereka ikut mengenang peran Gus Dur saat itu.

#1

#2

#3

Pengakuan Blak-blakan Aspri Hotman Paris Nurbaeny, Bongkar Sosok Asli Bosnya hingga Bahas Soal Cewek

Jawaban Vanessa Angel Ditanya Hal Paling Menyakitkan Bareng Mantan, Disinggung Soal Rahasia Terdalam

Pesan Mendalam Mulan Jameela untuk Al Ghazali yang Tangisi Ahmad Dhani, Sebut Ada Hadiah dari Tuhan

Ahmad Dhani Diramal Mbak You Cepat Bebas dari Penjara, Karir Musiknya Disinggung, Bisakah Berlanjut?

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved