Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jembatan Holtekamp Ikon Baru di Batas Papua & Papua Nugini, Kerangka Diangkut dari Surabaya via Laut

Jembatan Holtekamp bakal diresmikan Maret 2019 mendatang. Jembatan itu akan menjadi ikon baru di Papua.

Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
Jembatan Holtekamp di Papua 

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah infrastruktur untuk masyarakat di Papua baru saja selesai di kerjakan.

Infrastruktur tersebut berupa sebuah jembatan yang melengkung indah yang ada di Papua.

Tak sekadar jadi penghubung, keindahannya layak diabadikan dalam swafoto.

Kalau tak ada aral, Indonesia bakal memiliki sebuah ikon baru.

Rumah Tangga Nia Ramadhani-Ardi Bakrie Diramal Mbah Mijan, Ekspresi Nia Berubah Saat Diberi Nasihat!

Sebuah jembatan yang membentang di atas teluk Youtefa, Papua, sepanjang 732 meter.

Digarap sejak 2015 kini pengerjaannya hampir rampung.

Rencananya, jembatan dengan investasi Rp 1,7 triliun ini bakal diresmikan Maret mendatang.

"Kami melihat langsung pengerjaan bangunan monumental ini pada pekan kedua Februari lalu. Sejumlah pekerja sibuk memberesi pernak-pernik seperti lampu dan cat. Kalau cuaca cerah, kami bisa bekerja hingga malam,” ujar Duduh, bagian art lighting jembatan, Rabu (13/2/2019).

"Hari itu, hampir sehari penuh kami berada di lokasi jembatan yang akan menjadi ikon baru Papua ini. Rencana akhir bulan akan dilakukan pengaspalan,” ujar Project Manager Jembatan Holtekamp, Rizki Dianugrah.

Dari jauh, warna merah jembatan sangat mencolok.

Tak heran masyarakat setempat menjulukinya jembatan merah.

Berada di atas jembatan, warna hijau mendominasi bentang alam.

Deburan ombak pantai jernih terdengar dari atas jembatan.

Kampung apung nelayan menghiasi satu di antara sudut pemandangan dari atas jembatan itu.

“Kalau yang senang selfie, lokasi ini sangat pas,” kata Rizki.

Menurut Rizki, masyarakat yang melewati jembatan bisa singgah di pantai Hamadi yang ada di dekat jembatan.

Di sisi lain jembatan ada pantai Holtekamp yang menawarkan keindahan luar biasa.

Jembatan ini juga diharapkan menghidupkan perekonomian daerah sekitarnya.

Keberadaan Jembatan Holtekamp sangat dinanti masyarakat Jayapura yang berbatasan dengan Papua Nugini.

Waktu tempuh dari Jayapura ke Skouw pos perbatasan antar negara yang ada di distrik Muara Tami, bisa terpangkas separohnya tinggal sejam duapuluh menit.

Pos perbatasan selama ini dikenal menjadi tempat transaksi antara warga Papua Nugini dan Indonesia.

Pemerintah Indonesia juga telah membangun pasar.

Warga Papua Nugini sering belanja barang-barang produk Indonesia seperti minuman kemasan dan makanan ringan. “Hari pasarnya Senin dan Kamis,” ujar Ebis, pedagang kelontong yang sudah empat tahun membuka usaha di pasar itu.

Irfan Hidayat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan, selain jembatan mereka juga membuat jalan baru hampir sepuluh kilometer.

Jalan ini langsung tembus ke jalan nasional yang sudah ada.

Jembatan Holtekamp menjadi bukti janji pemerintah membangun pinggiran tanah air.

Pada awal pemerintahannya, Presiden Joko Widodo bertekad membangun infrastruktur di daerah-daerah yang selama ini luput dari perhatian.

Presiden beberapa kali meninjau langsung ke lokasi untuk memastikan kelancaran pembangunan jembatan ini.

“Kita harapkan akan menumbuhkan titik perekonomian baru di Jayapura dan sekitarnya karena dapat memperpendek jarak dari Kota Jayapura ke Skouw,” kata Presiden saat meninjau, tahun lalu. Bukan hanya jembatan, pemerintah juga mengembangkan kawasan perbatasan Skouw. Mulai dari memperbaiki pos perbatasan hingga membangun pasar. Karena mereka juga Indonesia.

Diangkut dari Surabaya

Sebagian rangka Jembatan Holtekamp yang ada di Jayapura, Papua, dibuat di Surabaya.

Tepatnya, PT PAL Indonesia yang ada di Surabaya yang mengerjakannya.

Sebab, pada November 2017 lalu PT PAL Indonesia mendapatkan dua pesanan rangka Jembatan Holtekamp.

Pada progres pembuatan rangka atas jembatan yang disebut center span ini, PT PAL dikontrak tiga kontraktor BUMN.

Ketiga kontraktor adalah PT PP, PT Nindia Karya, dan PT Hutama Karya, yang merupakan perusahaan BUMN bidang kontraktor yang menggarap jembatan di Kota Jayapura.

"Dari konsulat mencoba mencari solusi bagaimana membangun cepat, lebih baik dan hemat," jelas Project Manager Jembatan Holtekam, Rizki Dianugrah, kepada TribunJatim.com, Rabu (29/11/2017) lalu.

Guna menunjang percepatan pembangunan, ketiga BUMN membagi tiga proyek pembuatan jembatan terpanjang di Provinsi Papua ini.

"Ada perakitan di Jawa Barat dan Jatim. Salah satunya di PT PAL ini," tandasnya.

Saat itu, Kepala Departeman Planing Produk Kontrol Devisi Kapal Niaga PT PAL, Fathur Rozi menjelaskan, PT PAL memiliki kelengkapan alat berat yang bisa menunjang percepatan perakitan.

Bahkan, PT PAL mengatakan hanya butuh empat bulan untuk merakit dua center span.

"Kalau tak ada alat khusus milik PT PAL, saya yakin perakitan center span akan memerlukan waktu lama," tandasnya.

Bahkan alat PT PAL diklaim jauh lebih akurat saat merangkai baja seberat 2.000 ton dan sepanjang 120 meter ini.

"Untuk tinggi alatnya sekitar 20 meter. Total bea sewa alat dan tenaga Rp 24 Miliar," tandasnya.

Perlu diketahui, keberadaan Jembatan Holtekamp diklaim bisa mempersingkat waktu tempuh dari Kota Jayapura menuju Skow, Distrik Muara Tami yang merupakan perbatasan RI dan Papua Nugini atau Papua New Guinea.

Biaya pembangunan jembatan diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun yang didanai secara patungan (cost sharing) pemerintah pusat dan Provinsi Papua.

Secara rinci, bea APBN untuk Jembatan Utama dan APBD Provinsi Papua untuk Jembatan pendekat arah Holtekamp, serta APBD Kota Jayapura untuk mendanai pembangunan Jalan pendekat arah Hamadi dan pembebasan lahan.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved