Kilas Balik
Ternyata SBY Berbuat Tak Lazim Agar Lolos dari Kemacetan, Paspampres Sampai Dibuat Kalang Kabut
Ternyata SBY berbuat tak lazim agar bisa lolos dari kemacetan. Paspampres sampai kalang kabut dibuatnya.
Penulis: Januar AS | Editor: Dwi Prastika
Skenario tersebut sama sekali tidak dipersiapkan.
Dalam keadaan seperti itu, Susilo Bambang Yudhoyono pun mendatangi, dan menepuk pundak Dan Grup Pengamanan Presiden, Kolonel Agus Sutomo yang saat itu tampak bimbang apakah hal itu dibenarkan.
"Agus, ini namanya kontinjensi. Saya tahu mungkin ini salah, atau tidak lazim. Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa," kata Susilo Bambang Yudhoyono saat itu.
"Siap laksanakan Bapak Presiden," jawab Agus saat itu.
• Kisah Sopir Taksi Online Dapat Penumpang Kimberly Ryder, Beberkan Uang Tip yang Diberikan si Aktris

Pengakuan SBY Soal Keinginan Gus Dur Bubarkan DPR dan MPR, Berawal dari Pernyataan yang Dipelintir
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden Keempat Republik Indonesia.
Tepatnya, Gus Dur menjadi presiden di era reformasi menggantikan BJ Habibie.
Selama menjabat sebagai presiden, sejumlah kebijakan pernah dikeluarkan oleh Gus Dur.
Termasuk yang cukup fenomenal adalah saat Gus Dur mengeluarkan dekrit untuk membubarkan DPR, dan MPR.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang merupakan Presiden Keenam RI, yang juga mantan Menko Polsoskam di era Gus Dur, pernah menuliskan momen saat Gus Dur akan mengeluarkan dekrit tersebut.
Momen tersebut ditulis Susilo Bambang Yudhoyono dalam bukunya, "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas.
Menurut Susilo Bambang Yudhoyono, saat itu pada pertengahan Februari tahun 2001, tepatnya lepas salat Magrib, dia ditelepon oleh Mahfud MD, yang saat itu menjadi Menteri Pertahanan.
Saat itu, Mahfud MD meminta waktu untuk bisa datang ke rumah dinas Susilo Bambang Yudhoyono yang ada di Widya Chandra.
"Pak SBY ada hal yang cukup serius," tulis SBY menirukan ucapan Mahfud MD saat itu.
Susilo Bambang Yudhoyono kemudian menanyakan hal serius apa yang ingin disampaikan Mahfud MD.