Ada Tarikan Biaya Rp 1,4 Juta Untuk Studi ke Bali, Wali Murid SMAN 1 Kebomas Mengadu ke DPRD Gresik
Ada Tarikan Biaya Rp 1,4 Juta Untuk Studi ke Bali, Wali Murid SMAN 1 Kebomas Mengadu ke DPRD Gresik.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Ada tarikan biaya untuk studi ke Bali, sejumlah wali murid SMAN 1 Kebomas (Smabom) mengadu ke Dewan.
Anggota DPRD Gresik, Syaichu Busyiri langsung mendatangi sekolah, Jum'at (1/3/2019).
Pungutan yang ditetapkan sekolah kepada setiap murid sebesar Rp 1,4 juta.
• KPU Gresik Sosialisasi ke Ponpes Mambaus Sholihin Suci Manyar, Santri Luar Daerah Bisa Mencoblos
• Pastikan Tak Ada WNA Yang Punya E-KTP, Dispendukcapil Gresik Perketat Pengajuan E-KTP dari WNA
Hal itu membuat wali murid mengeluh, karena tidak semua wali murid mampu membayar.
Syaichu Busyiri langsung ditemui oleh Wakil Kepala (Waka) Kesiswaan Smabom, Nur Hasyim.
Dia menceritakan apa yang disampaikan wali murid, bahwa pernah dimintai angket hasilnya sebagian besar menolak tapi guru-guru memaksa untuk ikut.
• Gedung SD Tidak Berfungsi, PN Gresik Putuskan Tergugat Bupati Gresik untuk Kembalikan ke Ahli Waris
"Jika wali murid tidak mampu tidak usah dipaksakan ke Bali untuk studi budaya, siswa anda sudah ada yang tahu kebudayaan lumpur? Pencak macan ?" ujarnya.
Apalagi dana studi budaya tidak tercantum dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sehingga menggunakan uang wali murid.
Hal itu dirasa sangat memberatkan.
Studi budaya ke Bali seperti sangat dipaksakan oleh pihak sekolah.
Menurutnya lebih baik semua siswa ikut belajar kebudayaan Gresik daripada harus belajar kebudayaan jauh-jauh sampai ke Bali.
Jadi, tidak ada siswa yang ikut dan tidak ikut, sehingga tidak muncul klasifikasi dalam benak murid.
"Senin saya tunggu dasar-dasarnya, kenapa harus ke Bali, kenapa harus berbiaya, dan dasarnya apa biaya personal atau pungutan," imbuhnya.
Menanggapi hal ini, Waka Kesiswaan SMAN I Kebomas Nur Hasyim mengakui bahwa kegiatan studi budaya memang diperuntukan untuk murid kelas XI.
Dan telah diputuskan ke Bali dengan biaya Rp 1,4 juta. "Sekolah tidak melarang siswa yang tidak ikut," kata dia.
Bukan hanya murid dari kalangan kurang mampu yang tidak mengikuti studi budaya, melainkan ada juga dari kalangan wali murid yang mampu tapi tidak ikut studi wisata.
Sebelumnya guru menerima beberapa usulan tempat untuk studi wisata seperti ke Bandung dan ada yang ke Jakarta.
"Akhirnya kita putuskan ke Bali," terangnya.
Sekolah tidak memaksa murid yang tidak ikut studi budaya. Disinggung mengenai saran anggota dewan yang meminta sekolah untuk belajar kebudayaan di Kabupaten Gresik.
Pihaknya menampung terlebih dahulu usulan tersebut untuk disampaikan kepada kepala sekolah untuk dilakukan musyawarah.
"Nanti saya sampaikan ke Kepala Sekolah dan kita rapat jajaran terkait masukan," tutupnya.
Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Gresik, Puji Astuti ketika disinggung mengenai adanya biaya studi budaya yang memberatkan wali murid tidak bisa menjelaskan secara gamblang.
Puji mengaku masih berkomunikasi terlebih dahulu dengan komite sekolah "Saya tanya ke komite sekolahnya dulu," timpalnya.