Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dijanjikan Dapat Bonus Pulsa, Uang Nasabah Bank BRI Rp 65 Juta di Mojokerto yang Ludes Modusnya Ini

Kasus kejahatan perbankan yang dialami Suhartoyo (58) warga Dusun Ngepung, Desa Berat Wetan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto belum menemui titik terang.

SURYA/DANENDRA KUSUMA
Suhartoyo, warga Gedeg Mojokerto menunjukkan rekening koran dan buku tabungan pada Senin (11/3/2019). Di dalamnya terdapat catatan penarikan uang senilai puluhan juta rupiah dari sosok yang dia tidak kenal 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Kasus kejahatan perbankan yang dialami Suhartoyo (58) warga Dusun Ngepung, Desa Berat Wetan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto belum menemui titik terang.

Kendati begitu, pihak Bank BRI Kantor Cabang Majapahit, Kota Mojokerto melarang Suhartoyo untuk melapor kejadian ini ke pihak polisi.

Hingga kini, Suhartoyo (58) warga Dusun Ngepung, Desa Berat Wetas, Gedeg belum melaporkan kasus kejahatan perbankan yang dialaminya.

Suhartoyo mengatakan, dirinya tak melapor polisi lantaran dilarang pihak Bank BRI Kantor Cabang Majapahit, Kota Mojokerto.

Terkait Dugaan Nasabah BRI yang Alami Penipuan, Polsek Mojokerto Katakan Belum Ada Laporan Masuk

Dijanjikan Mendapat Bonus Pulsa, Pria di Mojokerto Malah Kehilangan Tabungan Rp 65 Juta

"Saya belum melapor ke polisi. Saya sudah tiga kali ke Bank BRI Kantor Cabang Majapahit untuk menanyakan perkembangan kasus ini. Saya juga menanyakan kepada pihak Bank BRI Kantor Cabang Majapahit apakah harus lapor ke polisi? Mereka menjawab tidak perlu karena BRI mempunyai polisi. Polisi BRI masih memproses kasus ini. Untuk laporan ke polisi saya masih berunding dengan keluarga dulu," katanya, Rabu (13/3/2019).

Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Ade Warokka membenarkan, bila Suhartoyo belum melapor ke polisi terkait kasus kejahatan perbankan.

Dia sudah mengecek ke Polsek Gedeg terkait pelaporan.

"Sampai Rabu (13/3/2019) belum ada laporan terkait kasus kejahatan perbankan. Yang bersangkutan (Suhartoyo) sedang berada di Lamongan, saya belum sempat bertemu. Dan mungkin dia tidak akan mau melapor," kata Ade kepada Surya (grup TribunJatim.com), Rabu (13/3/2019).

BRI Pusat angkat bicara terkait masalah pihak Bank BRI Kantor Cabang Majapahit Kota Mojokerto melarang nasabah agar tak melapor polisi.

BRI Pusat mengirim jawaban ke Surya (grup TribunJtaim.com) melalui perwakilan pegawai Bank BRI Kantor Cabang Majapahit, Kota Mojokerto terkait hal tersebut.

"Bank BRI tidak pernah melarang nasabah untuk melakukan pelaporan kepada pihak kepolisian," jawaban BRI Pusat.

Pihak BRI Pusat juga telah menelusuri kasus hilangnya saldo tabungan nasabah di Mojokerto (Suhartoyo) yang tiba-tiba terkuras.

Hilangnya tabungan Suhartoyo dikarenakan modus socio engineering.

Socio engineering merupakan manipulasi psikologis dari seseorang dalam menguak informasi rahasia. Biasanya modus socio engineering dilakukan melalui telepon dan internet.

Terkait jaminan, BRI Pusat mengatakan, apabila terbukti bahwa hilangnya uang tersebut akibat kelalaian nasabah, Bank BRI tak memiliki kewajiban untuk mengganti uang tabungan nasabah yang hilang.

Suhartoyo menceritakan, kejadian kejahatan perbankan ini terjadi pada Jumat, (18/2/2019) sekitar pukul 15.00 WIB.

Kala itu, dia tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari nomer yang tidak dikenal.

Setelah diangkat, penelpon misterius tersebut mengaku dari pihak BRI.

Penelpon menginformasikan, bila Suhartoyo mendapatkan bonus dari BRI berupa pulsa Rp 500.000.

Penelpon itu bersuara laki-laki. Suhartoyo tak sempat menanyakan nama si penelpon.

Mulanya Suhartoyo tak menaruh curiga kepada penelpon.

Penelpon itu kemudian menanyakan perihal pengiriman pulsa kepada Suhartoyo.

Tanpa berpikir panjang Suhartoyo mengatakan bila bonus pulsa Rp 500.000 dikirimkan ke nomor telepon gawainya.

Tak lama penelpon memutus pembicaraan. Suhartono kemudian mengecek status pulsa.

Polres Batu Selidiki Penyebar Isu Kiamat, Imbau Masyarakat Tak Telan Mentah Informasi yang Beredar

Terungkap Sosok Penyebar Isu Kiamat yang Bikin 52 Warga Jual Tanah dan Rumah Murah, Cuma Rp 20 Juta

Pulsa Suhartoyo bertambah, tetapi hanya Rp 80.000 bukan Rp 500.000. Kemudian penelpon misterius kembali melakukan panggilan untuk menanyakan kiriman pulsa.

Tak seberapa lama penelpon menutup pembicaraan kembali. Tak kunjung mendapat kiriman pulsa yang dijanjikan penelpon, Suhartoyo pun curiga.

Dia kemudian menanyakan perihal bonus pulsa ke Agen BRI Dusun Ngepung, Desa Berat Wetan.

Pihak Agen menjelaskan BRI tidak menginformasikan bonus melalui telpon atau sms.

Kalau nasabah mendapat bonus pihak BRI langsung datang ke rumah nasabah. Pihak agen pun curiga, kalau Suhartoyo menjadi korban penipuan.

Selanjutnya, pihak Agen BRI Dusun Ngepung meminta Suhartoyo untuk mengambil kartu ATM.

Pihak Agen membantu Suhartoyo untuk mengecek saldonya. Suhartoyo pun terkejut mendapati saldonya tinggal Rp 2.071.187.

Padahal, sebelumnya saldo Suhartoyo sebesar Rp 67.071.187.

"Padahal saya tidak pernah memberitahukan password kartu ATM, nomor token, atau meminjamkan KTP ke siapa pun. Tapi entah kenapa saldo saya bisa terkuras. Saya juga tak merasa terhipnotis penelepon," tandasnya. (Surya/Danendra Kusuma)


 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved