Jamaah Umrah Kesal dan Jenuh Menunggu Kedatangan Bagasi Hingga 2 Jam di Bandara Juanda
Sejumlah jamaah umrah sedang menunggu kedatangan bagasi di Bandara Internasional Juanda. Mereka mengaku kesal lantaran harus menunggu setidaknya 2 jam
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Setiap kali pulang kembali ke tanah air, jemaah Umrah dibikin kesal di Bandara Juanda Surabaya.
Mereka yang semestinya tinggal pulang ke kampung halaman setelah menjalankan ibadah Umrah masih tertahan hingga dua jam di bandara internasional tersebut.
Mereka tidak bisa segera pulang ke kampung halaman lantaran menunggu bagasi atau tas bawaan jemaah.
"Kami harus menunggu hingga 2 jam. Bikin kesal dan menjenuhkan," ungkap Rofiudin, satu di antara jemaah Umrah dari salah dari KBIH di Surabaya, Rabu (13/3/2019).
Hampir setiap hari ada jadwal penerbangan ke Tanah Suci dari Bandara Juanda.
• Sudah Dua Bulan Penerbangan Bandara Juanda ke Pulau Bawean Berhenti, DPRD dan Dishub Beri Komentar
Selain dari Saudi Arabia Arilines sendiri, maskapai lokal seperti Garuda dan Lion juga melayani penerbangan Umrah ke Jeddah dan Madinah.
Penerbangan ini satu paket dengan biaya Umrah.
Para maskapai itu mengikuti regulasi yang ada di PT Angkasa Pura 1 Juanda selaku pengelola Bandara Juanda.
Semua barang bawaan atau bagasi pesawat diserahkan pada PT Angkasa Pura (AP) melalui Gapura Angkasa selaku ground handling atau urusan penumpang dan bawaaan di darat.
Regulasi itu kini tak lagi membuka akses biro travel untuk bisa mengambil barang bawaan langsung.
Namun harus melalui pihak ketiga lagi sehingga barang bawaan jemaah Umrah datang tidak bisa langsung diurus travel.
Melainkan pihak ketiga yang sudah mendapat persetujuan AP.
• Surat Edaran Bupati Sampang Imbau OPD dan Camat Salat Berjamaah dan Hentikan Kegiatan Sementara
Satu di antara pemilik KBIH menuturkan, dampak dari alur bagasi yang tidak bisa langsung ke biro perjalanan itu dinilai memperlambat kepulangan jemaah.
"Maklum, jemaah sudah capek perjalanan udara ingin cepat sampai rumah dan memberitahukan kepada saudara dan ketemu keluarga," katanya.
Pemilik KBIH ini kembali menjelaskan, sudah banyak keluhan dari para jemaahnya terkait durasi waktu menunggu dan pengambilan bagasi yang lama.
Kondisi ini terjadi beberapa minggu terakhir ini.
Bahkan, ada yang sampai memerlukan waktu dua jam untuk mengangkut semua bagasi jemaah setelah mendarat di Bandara Juanda.
Dia menuturkan beberapa hari lalu, penumpang jemaah Umrah Garuda dan Saudi banyak yang mengeluh atas lamanya durasi pengambilan bagasi ini.
Bahkan, mereka ada yang marah-marah karena lamanya pengambilan bagasi. Mereka kesal.
Pengakuan biro perjalanan, sebelum ini mereka memiliki handling travel khusus.
Tim ini yang biasanya mengamgil barang bagasi jamaah.
"Tapi kenapa sekarang dilarang mengambil," kata pemilik KBIH itu.
• PT Angkasa Pura I Juanda Surabaya Imbau Penumpang Tidak Mengisi Daya Ponsel dalam Pesawat
Saat ini PT AP 1 Juanda mempercayakan pihak ketiga PT Taurus Gemilang.
Dampaknya pengambilan bagasi memakan waktu panjang.
Bisa jadi karena petugas baru tidak cekatan dalam pengambilan bagasi.
Dampaknya dirasakan langsung jemaah sehingga mereka bisa dibilang kleleran berjam-jam di bandara.
Hanya untuk menunggu keluarnya bagasi.
Dia mencontohkah pernah pesawat Garuda yang membawa kepulangan jemaah Umrah tiba pukul 12.30.
Namun bagasi baru keluar pukul 14.30.
Setelahnya pernah juga untuk pesawat Saudi landing pukul 13.30, bagasinya keluar pukul 14.52.
"Hal begini mbok ya diperhatikan. Kasihan jemaah ada yang sudah sepuh," katanya.
Jika tim handling travel bisa mengakses bagasi tiba akan lebih efektif.
Sebab biro travel sudah hapal dengan tas dan bagasi masing-masing. Kalau harus melalui PT Taurus Gemilang harus dua kali kerja.
Alurnya juga menjadi panjang untuk sampai pada travel.
Khalid Mawardi, Manajer Area Surabaya Lion menuturkan bahwa soal bagasi itu sudah menjadi wewenang penuh PT Gapura.
"Saya belum paham detail soal pihak ketiga yang urus bagasi setelah dari Gapura Angkasa," kata Khalid. (Surya/Nuraini faiq)