Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menhan Ryamizard Ryacudu Meradang Dikritik Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Bongkar 3 Ancaman

Kritikan Gatot Nurmantyo bikin Ryamizard Ryacudu meradang. Sampai bongkar ada 3 ancaman nyata di Indonesia

Penulis: Januar AS | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNNEWS.COM
Kolase foto Gatot Nurmantyo dan Ryamizard Ryacudu 

Kemudian pidato kebangsaan yang ketiga diadakan di Kampus Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Jumat (8/3/2019).

Viral di IG Hotman Paris, Jawaban Ibu Polwan Cantik Vani Saat Hotman Tawari Anaknya Jadi Body Guard!

Gatot Nurmantyo Ditanya Soal Siapa yang Haus Kekuasaan, Jawabannya Bikin Presenter Tertawa

Gatot Nurmantyo, yang merupakan mantan Panglima TNI baru-baru ini berbicara sosok yang haus kekuasaan.

Gatot Nurmantyo menyampaikannya dalam sebuah wawancara di sebuah televisi.

Bahkan, Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo memperjelas pernyataannya tentang 'orang yang haus kekuasaan' dalam captionnya di video purnawirawan AM Hendropriyono

Seperti diketahui, Gatot Nurmantyo mengunggah video pernyataan purnawirawan AM Hendropriyono soal Pilpres 2019 disertai dengan caption "Jangan lupakan sejarah dan jangan mau dipecah belah sama orang2 yang haus kekuasaan !!!!,"

Penjelasan Gatot tentang captionnya itupun diungkap dalam wawancara dengan Kabar Petang tvOne, Rabu (11/4/2019) malam.

Mulanya, penyiar tvOne Tysa Novenni bertanya soal komentar Gatot Nurmantyo dalam pernyataan purnawiran Hendropriyono di Instagram pada Jumat (29/3/2019) lalu.

"Ada juga statemen dari Hendropriyono bahwa sebetulnya kontestasi Pilpres 2019 ini bukan soal 01 dan 02 tapi soal ideologi antara soal Khilafah dan Pancasila," ujar Tysa.

"Saya mencatat di sosial media begini. 'Jangan lupakan sejarah dan jangan mau dipecah belah sama orang-orang yang haus kekuasaan' ketika bapak mengomentari soal video itu gimana?," tambahnya.

Gatot lalu memberikan jawaban bahwa pernyataan Hendropriyono bisa membuat rakyat yang pada pemilu 2014 telah terpecah, kembali terpisah.

"Jadi mari kita lihat situasi politik kita secara keseluruhan dengan secara obyektif, jangan mengecap satu sebelah sini satu sebelah sini," jawab Gatot.

"Tahun 2014 kita sudah terpisah karena kontestasi sama saja dan jangan membuat kita terpisah lagi. Dan ini bukan merupakan solusi justru menambah permasalahan."

"Dalam kondisi seperti ini jangan justru dipecah demi kepentingan politik-politik tertentu," tuturnya.

Tysa lalu kembali menegaskan soal siapa yang dimaksud haus kekuasaan pada pernyataan Gatot tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved