Presiden JFC Dynand Fariz Meninggal, Sang Keponakan Ungkap Dua Hal Ini Kerap Dibicarakan Pamannya
Presiden JFC Dynand Fariz meninggal dunia sebelum memilih presiden pilihannya. Sang keponakan pun ungkap dua hal ini.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Arie Noer Rachmawati
Dia kemudian didiagnosa mengalami infeksi saluran pernafasan.
Sakitnya Fariz mengejutkan teman dan keluarganya.
Sebab dia baru dari Jakarta, Sabtu (13/4/2019) dini hari.
Bahkan sore harinya, dia masih menggelar rapat dengan pihak Pemprov Kalimantan Tengah terkait karnaval.
"Terus terang saya kaget, karena nggak tahu kalau Mas Fariz sakit. Bahkan sakit juga masih meeting," imbuhnya.
Bagi David, sosok anak ke-8 dari 11 bersaudara itu merupakan sosok yang sangat menginspirasi dan mengagumkan.
Sebab Fariz mengabdikan hidupnya untuk Kabupaten Jember, juga Indonesia melalui kreativitas, fesyen, dan karnaval.
"Saya ingat sekali bagimana Mas Fariz berkeinginan Jember dikenal orang. Akhirnya dia menggagas JFC, karnaval busana yang memakai kata Jember, bukan Dynand Fariz Fashion Carnaval atau nama lain. Karena memang ingin mengangkat nama Jember supaya Jember terkenal," imbuh David.
Keinginan itu tercapai. Di perhetalan JFC ke-18, JFC makin terkenal dan mendunia.
Tahun ini, JFC mengambil tema 'Tribal Grandeur', sebuah tema yang mengisahkan kejayaan suku-suku terkenal di dunia, termasuk di Indonesia.
Suku yang diangkat melalui tema Tribal Grandeur antara lain Zulu, Viking, Karen, Minahasa, juga Mongol.
Menurut David, Tribal Grandeur juga mewakili kejayaan seorang Dynand Fariz membawa sebuah karnaval fesyen dari sebuah kota kecil ke kancah nasional bahkan internasional.
JFC kini menjadi pagelaran karnaval terbaik di Indonesia, dan menjadi ikon karnaval.
JFC juga menjadi kalender event wisata di Kementerian Pariwisata RI.
Kejayaan Dynand Fariz juga bisa dilihat dari sejumlah busana rancangannya yang meraih sejumlah penghargaan.