Aksi 22 Mei
Awal Mula Demo di Bawaslu Ricuh, Massa Rusak Pagar Besi hingga Polisi Semprot Gas Air Mata
Awal mula demo di Bawaslu ricuh, massa rusak pagar besi hingga polisi semprot gas air mata.
Tak lama kemudian, puluhan anggota kepolisian berlari ke Halte TransJakarta Sarinah untuk mendekat kerumunan massa.
Melihat polisi mendekat, kerumunan itu lari kocar-kacir membubarkan diri.
Pada pukul 00.39 WIB, pihak kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata ke aras demonstran.
Hal tersebut berawal dari imbauan polisi yang meminta massa untuk membubarkan diri.
"Yang tak berkepentingan segara membubarkan diri," kata Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Harry Kurniawan.
Namun massa menolak untuk membubarkan diri.
• Massa Diduga Ikut Aksi 22 Mei Bakar Kendaraan Polisi, Jalan KS Tubun Jakarta Ditutup
Dari tayangan di KompasTV, massa menolak membubarkan diri karena meminta pihak kepolisian untuk melepaskan dua orang yang ditangkap.
Dari hasil negosiasi awal, polisi telah melepaskan satu orang yang ditangkap karena diduga melakukan provoasi pada ricuh pertama.
Satu orang tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.
Namun setelah dilepaskan, massa belum juga mau membubarkan diri karena meminta satu orang lagi untuk dibebaskan.
Polisi telah berjanji untuk membebaskan satu orang, tapi massa tetap menolak membubarkan diri.
Negosiasi antara polisi dengan massa aksi berjalan alot.
Sampai kemudian polisi mengeluarkan peringatan sebanyak tiga kali.
Polisi lantas beberapa kali menembakkan gas air mata.
• Prabowo Minta Para Pendukungnya Tak Lakukan Aksi Kekerasan saat 22 Mei: Itu Bukan Sahabat Saya
Sejak pukul 00.40 WIB hingga pukul 02.00 WIB, massa belum juga membubarkan diri.