RS Terapung dari Unair Masuk Nominasi Penghargaan Internasional Bersaing dengan Dubay dan SIngapura
Pengalaman tim dokter dan kru di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) menjadi nominator Asian Hospital Management 2019
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Anugrah Fitra Nurani
"Tetap harus ada upaya pemerintah, dan kamipun tidak bisa menyelesaikan seluruh permasalahan di Nusantara, jadi kita ingin ini jadi model jadi pionir," tuturnya.
Satu orang yang menyusun paper Asia Hospital Management Projects adalah Dr Gadis.
Dokter Gadis mengungkapkan, pada awalnya hanya ingin memperkenalkan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga kepada dunia sebagai satu-satunya unit pelayanan kesehatan berupa kapal milik instansi pendidikan yang sifatnya sosial.
(RSUD Dr Soetomo Segera Bangun Gedung Hospice, Rumah Sakit Kecil Ada Dokter dan Perawat)
"Selain itu pelayanan RSTKA itu murni dikhususkan untuk pelayanan spesialis dan kasus operable atau yang berujung operasi," ucap Dokter Gadis.
"Sehingga apa yang kami lakukan ini tidak hanya sekedar kunjungan penanganan batuk pilek karena kami berpikir bahwa masyarakat terluar akan sulit mendapatkan akses ke dokter spesialis," katanya.
Dia menyatakan segala upaya yang dilakukan oleh RSTKA sampai saat ini terinspirasi dari dharma bakti yang dilakukan dr Agus Hariyanto.
dr Agus Hariyanto merupakan sosok yang telah terlebih dahulu menjadi pionir dalam melakukan pelayanan kesehatan secara swadaya di pulau-pulau terpencil dengan menggunakan perahu kecil sewaan yang ia namai Sailing Medical Service.
Reporter: Surya/SULVI SOFIANA