16 Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Airlangga Dilantik Jadi Dokter Muda
Program beasiswa bidikmisi berhasil mengantarkan anak bangsa menyelesaikan pendidikan tinggi.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Program beasiswa bidikmisi berhasil mengantarkan anak bangsa menyelesaikan pendidikan tinggi. Seperti yang dialami 16 dokter muda penerima bidikmisi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair).
Mereka dilantik dan diambil sumpahnya bersama ratusan dokter muda lainnya di Aula FK Unair, Rabu (31/7/2019).
Afif Sholahuddin, salah satu dokter muda yang menyelesaikan pendidikannya dengan beasiswa bidikmisi mengungkapkan rasa syukurnya bisa mendapat kemudahan pembiayaan untuk menjadi dokter.
"Saya jalur undangan dapat bidikmisi, satu-satunya yang bekerja di keluarga ya bapak saya sebagai satpam. Makanya saya sangat bersyukur bisa mendapat bidikmisi,"ungkap pria asal Gresik ini.
• Pengumuman SBMPTN 2019, ITS Surabaya Terima 1.602 Calon Mahasiswa Baru, 135 Penerima Bidikmisi
Afif bahkan mendapat keringanan biaya setiap kegiatan yang diadakan fakulta. Seperti saat mengikuti seminar untuk menambah kompetensinya.
"Sebenarnya tidak wajib, tapi sangat membantu kompetensi calon dokter. Makanya saya minta keringanan biaya, tapi malah dibebaskan dari biaya. Kalau bayar bisa Rp 300 ribu satu seminar,"kenang pria yang meraih indeks prestasi komulatif (IPK) 3,4 untuk program pendidikan dokter dan 3,8 untuk profesi dokter ini.
Dengan kesempatan yang diperolehnya hingga menuntaskan S1 dan pendidikan profesinya, Afif berencana menjalani internship di daerah pinggiran Gresik. Sambil mencari peluang meneruskan pendidikan S2.
Rektor Unair, Prof Moh Nasih mengakubturut bangga dapat mengukuhkan 200 dokter muda FK Unair. Apalagi di dalamnya terdapat peraih beasiswa bidikmisi.
• Unair Terima 2332 Mahasiswa Baru Jalur SBMPTN, 379 Orang di Antaranya Penerima Bidikmisi
Di depan beberapa perwakilan mahasiswa bidikmisi, Prof Nasih menegaskan mereka bisa melanjutkan program dokter spesialis atau master dengan beasiswa.
“Hal ini memotivasi kami untuk tetap menerima mahasiswa bidikmisi untuk FK tiap tahunnya. Karena mereka memang membuktikan mampu menuntaskan pendidikannya dan berprestasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Prof Nasih juga menegaskan bahwa menjadi dokter harus mengutamakan pengabdian dan pelayanan. Jangan sekali-sekali, dokter lulusan Unair berbicara masalah materi.
“Harus istiqomah melayani, memberi dan mengabdi. Nanti materi akan mengikuti. Dokter harus ramah, menjaga moral dan sopan santun. Jangan mentang,-mentang,” urai Prof Nasih.
Selain itu dokter lulusan Unair juga diharapkan bisa mengabdi di daerah. Jangan menciptakan kesenjangan baru dengan bertumpu di satu lokasi yakni perkotaan.
“Berilah kontribusi pada negara. Terlibatlah ketika negara menghadapi masalah. Kalau tidak, maka akan diisi oleh lulusan dari kampus lain bahkan dari negara lain,” ucapnya.