JFC-18 Tanpa Sang Presiden, Tetap Semarak Dimeriahkan Karya Anne Avantie, Penampilan Cinta Laura
Jember Fashion Carnaval (JFC)-18 Tahun 2019 menjadi pagelaran JFC kali pertama tanpa sang pendiri yang juga Presiden JFC, Dynand Fariz
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Jember Fashion Carnaval (JFC)-18 Tahun 2019 menjadi pagelaran JFC kali pertama tanpa sang pendiri yang juga Presiden JFC, Dynand Fariz. Puncak pagelaran JFC-18 dihelat Minggu (4/8/2019) dalam tema 'Tribal Grandeur'.
Ada delapan defile ditampilkan dalam karnaval terbaik ketiga dunia versi Carnaval International de Victoria itu yakni Aztec (Meksiko), Hudoq (Indonesia), Minahasa (Indonesia), Karen (Thailand), Mongolia (Tiongkok), Zulu (Afrika Selatan), Polynesia, dan Viking (Skandinavia).
Suasana sedih beberapa kali menyeruak di tengah warna-warni kostum masing-masing defile. Pendiri dan Presiden JFC, Dynand Fariz meninggal dunia pada 17 April 2019.
Dynand meninggal dunia di tengah persiapan penyelenggaraan JFC-18. Masa transisi, demikian Event Director JFC Intan Ayundavira menyebutnya. Di masa transisi, pihak JFC harus tetap menggelar JFC-18.
Meski tanpa kehadiran sang maestro, beberapa pengunjung JFC-18 menyebut perhelatan JFC-18 tetap spektakuler.
"Sedih pastinya karena pendirinya, Mas Fariz sudah berpulang. Tetapi meski tanpa sang pendiri, JFC tetap spektakuler. Hari ini juga spektakuler, karena pilihan defilenya. Setiap tahun saya nonton, dan menurut saya hari ini lebih bagus," ujar Dendik Surya Wardana, salah satu penonton JFC yang ditemui Surya, Minggu (4/8/2019).
Hal senada diakui oleh rekannya, Novita Brastiana. Novita mengaku setiap tahun menonton JFC. Menurutnya JFC-18 lebih bagus dibandingkan sebelumnya.
"Tahun kemarin saya nonton, dan menurut saya lebih spektakuler tahun sekarang. Pilihan defilenya membuat kostum lebih berwarna dan menarik. Juga ada penampilan Anne Avantie, Cinta Laura, dan Puteri Indonesia 2019," ujar Novita.
Meski pengunjung menyebut spektakuler, terselip kesedihan di pagelaran puncak JFC-18. Bahkan desainer Anne Avantie meneteskan air mata, dan menahan isak tangis saat memberikan penghormatan kepada pengunjung JFC usai karyanya ditampilkan di puncak JFC. Puluhan baju karya Anne Avantie secara khusus ditampilkan di puncak JFC-18.
• CJH Surabaya Asal Lamongan Senang Dapat Tempat Sandal dan Kipas Gratis dari Imigrasi
• Cinta Laura Kiehl Tampil dalam Kostum Hudoq di JFC-18
• 2 Pelari Surabaya Marathon 2019 Wafat, RSUD DR Soetomo Pertanyakan Aturan Kesehatan di Event
Rancangan Anne ditampilkan dalam peragaan busana mengawali JFC-18. Warna hitam dan emas dipilih untuk baju kebaya dan balutan kain. Usai seluruh model tampil, Anne hadir di 'central runway' Jl Sudarman sepanjang sekitar 150 meter itu. Anne memberikan penghormatan kepada pengunjung dan ratusan fotografer dan wartawan.
Saat berada di hadapan fotografer, Anne terlihat meneteskan air mata. Dia sampai menundukkan wajah dan menutup muka untuk menahan tangis. Beberapa model yang memeragakan karyanya terlihat menenangkan Anne.
Dalam wawancara sebelumnya, Anne menuturkan Dynand adalah sang sahabat. Karenanya, dia menyuguhkan karyanya yang berjudul 'Selalu di Hati' di peragaan busana di puncak JFC-18.
"Karena Mas Dynand akan selalu ada di hati. Mas Dynand mewariskan warisan yang luar biasa, JFC. Semangat, perjuangan, visi dan misi Mas Dynand patut dijaga, dan harus diteruskan. Karenanya ketika saya mendapat kabar subuh itu (saat meninggalnya Dynand Fariz), langsung saya berpikir akan membuat karya dan ditampilkan di JFC. Ini sekaligus memenuhi janji saya kepada Mas Dynand untuk hadir di JFC," tegas Anne kepada Tribunjatim.com.
Peragaan busana Anne Avantie menjadi penampilan khusus di JFC kali ini.
Suasana mendung juga telihat saat parade keluarga Dynand Fariz. Keluarga Dynand menyapa pengunjung sambil mengiring foto penggagas JFC tersebut. Talent berkostum Garuda mengiringi mereka. Kostum Garuda ini juga yang menjadi pendamping kontingen saat pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta.