Harga Cabai Melonjak, Pengamat Ekonomi IPB Minta Jangan Ada Aksi Buang Cabai ke Jalan
Beberapa waktu belakangan, harga cabai dilaporkan melonjak di berbagai tempat. Bahkan di awal Agustus lalu, Harga cabai di Surabaya tembus Rp 80 Ribu
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Beberapa waktu belakangan, harga cabai dilaporkan melonjak di berbagai tempat.
Bahkan pada awal Agustus 2019 lalu, Harga cabai di Surabaya tembus Rp 80 Ribu per kilo.
Pengamat Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi ikut bicara terkait naiknya harga cabai.
Menurutnya, kenaikan harga cabai disebabkan produksi yang terkonsentrasi di salah satu masa panen.
(Ayam Ras, Cabe Rawit & Emas Perhiasan Picu Inflasi di Jawa Timur Sebesar 0.16 Persen)
Pernah di awal Januari tahun ini stok cabai melimpah dan harga jualnya turun. Sehingga petani merugi.
"Kalau saat ini naik, Impor jangan dulu dilakukan agar petani merasakan untung. Harga cabai tetap perlu diantisipasi lonjakannya karena jadi satu faktor penyumbang inflasi," katanya, Rabu (7/8/2019).
Dalam transisi pemerintahan saat ini, Menurut Prima jangan ada aksi protes impor dalam bentuk membuang cabai di jalan.
"Kita dukung terus usaha Pemerintah diminta memastikan cabai dapat dipanen sepanjang musim sehingga tak ada kelebihan atau kekurangan pasokan," ujarnya
"Kementerian pertanian kan sudah bantu petani melalui modal dan teknologi agar produksi cabai tidak boleh berkumpul di satu musim sehingga harga tidak naik atau turun banyak," jelas Gandhi
(Polemik Mahalnya Harga Cabai di Jawa Timur, Petani di Kabupaten Blitar Justru Menikmati Keuntungan)