Polemik Mahalnya Harga Cabai di Jawa Timur, Petani di Kabupaten Blitar Justru Menikmati Keuntungan
Di tengah polemik harga cabai mahal, sebagian petani cabai di Kabupaten Blitar justru merasakan keuntungan.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Di tengah polemik harga cabai mahal, sebagian petani cabai di Kabupaten Blitar justru merasakan keuntungan.
Kontradiksi dengan keluhan konsumen, petani cabai tengah menikmati harga bagus.
Kendati demikian, efek kenaikan harga akibat menunggu panen raya tidak serta merta membuat petani di atas angin
"Harga bagus yakni Rp 68 - 70 ribu per kg artinya ini menggembirakan petani," ujar Ketua Gapoktan Mangun Karso, Purnomo, Minggu, (4/8/2019).
• Petakan Wilayah, Pemerintah Terus Berupaya Menjaga Stabilitas Cabai Melalui Program Kementan 2019
• Harga Cabai di Surabaya Tembus Rp 80 Ribu/kilo, Disperindag Jatim dan Bulog Gelar Operasi Murah
Meski demikian petani disini juga menghendaki harga kembali ke kisaran normal Rp 25 ribu per kg.
"Lagi pula kami tidak terpengaruh harga, harga naik atau jatuh kami tidak terpengaruh. Kami menanam cabai turun-temurun dan mengembangkan benih sendiri," tambahnya
Petani di sini, kata Purnomo, juga berprofesi sebagai penangkar cabai. Lahan di pekarangan rumah dimanfaatkan sebagai areal pengembangan benih.
Benihnya pun, masih kata Purnomo, dijual hingga ke Malang dan Jawa Barat. Harga mulai Rp 120 per polybag.
"Jadi petani di sini tidak pernah menemui kendala dalam hal pemenuhan benih. Kami memproduksi sendiri dan hasilnya bisa dilihat seperti sekarang ini," tandasnya.