Sempat Terlibat Bentrok, Mahasiswa Papua Diminta Gubernur Khofifah Jaga Harmonisasi
Sempat terjadi aksi kerusuhan antara aparat dan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang tepat pada momen sakral HUT Kemerdekaan RI ke 74.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sempat terjadi aksi kerusuhan antara aparat dan mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur tepat pada momen sakral HUT Kemerdekaan RI ke 74.
Peristiwa ini dilaporkan terjadi di Surabaya dan Malang. Hal ini turut membuat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa angkat bicara.
Di Surabaya, dilaporkan ada dugaan mahasiswa melakukan pengerusakan bendera merah putih dan membuangnya ke selokan pada Sabtu (17/8/2019).
Peristiwa ini pun berujung pengosongan asrama mahasiswa Papua oleh kepolisian. Bentrok pun tak terhindarkan.
(Warga Turun ke Jalan Protes Pengusiran Mahasiswa Papua di Surabaya, Situasi Kota Manokwari Lumpuh)
Sedangkan di Malang, kericuhan juga terjadi melibatkan mahasiswa Papua dengan warga.
Pasalnya aliansi mahasiswa Papua berunjuk rasa dan menuntut hak hak Papua dalam rangka memperingati 57 tahun perjanjuan New York.
Aksi tersebut mendapat penghadangan oleh warga dan berujung bentok serta pengamanan oleh pihak kepolisian.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Timur Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyatakan pernyataan resminya.
Hal tersebut sempat ia singgung juga dalam apel pagi bersama ASN di lingkup Pemprov Jawa Timur.
Ia ingin agar seluruh elemen di Jawa Timur sama-sama menjadi harmonisasi.
"Jadi saya ingin sampaikan pada anak-anak saya mahasiswa Papua yang tinggal di Jawa Timur. Mari kita sama-sama membangun harmonious partnership di antara seluruh mahasiswa yang ada," tegas Gubernur Khofifah, Senin (19/8/2019).
(43 Mahasiswa Papua Dipulangkan dari Polrestabes Surabaya, Hasil Pemeriksaan Belum Cukup Bukti)
Ia mengajak seluruhnya untuk bisa melakukan langkah yang bisa mewujudkan bangsa Indonesia menjadi Indonesia yang sesungguhnya.
Menurutnya konsolidasi internal harus dibangun.
Momen peringatan HUT Kemerdekaan RI dinilai jadi momen penting dalam memanggil memori masyarakat tentang merah putih, Indonesia, dan ideologi Pancasila.
"Maka saya ingin ajak, internal harus dibangun konsolidasinya. Final. Kompreshensif," tegasnya.
Kesetaraan perlakuan harus diberikan pada seluruh warga bangsa. Bahkan termasuk warga dunia yang ada di Jawa Timur.
Banyak warga asing baik mahasiswa karyawan maupun pekerja manager yang dipekerjakan oleh sektor privat di Jawa Timur.
Semua harus merasa aman untuk tinggal di Jawa Timur dengan penjagaan kondusivitas kemanaan di daerahnya.
"Ayo sampaikan ke dunia siapapun yang hidup di Jawa Timur harus mendapatkan perlindungan yang baik," tegas mantan Menteri Sosial itu.
(Terjadi Kerusuhan di Manokwari, Massa Bakar Gedung DPRD Papua Barat, Sejumlah Ruas Jalan Ditutup)
Selain itu ia juga mengingatkan Pemda agar membangun komunikask intensif dengan mahasiswa Papua.
Menurutnya komunikasi yang dibangun tidak harus secara formal. Tapi lewat pendekatan kemanusiaan.
"Saya pernah bersapa dengan mereka di beberapa pertemuan. Saat setelah kampanye damai saya ijin KPU Bawasalu untuk bersalam," ucap Gubernur Khofifah.
"Lalu juga saat ada mahasiswa Papua yang sedang menggalang bantuan untuk banjir bandang Sentani, saya bahkan minta khusus ke protokol agar mereka didatangkan ke Grahadi," ucapnya.
Karena itu ia menyebut komunikasi dalam bentuk non formal juga sangat bisa dilakukan untuk menghindari gesekan.
"Komunikasi tidak harus dibangun secara formal. Tapi kita bisa bangun komunikasi hati ke hati dengan mereka. Bahkan saya kalau diminta nyanyi lagu papua juga hafal," pungkasnya.
Reporter: Surya/fatimatuz zahroh
(Kerusuhan di Asrama Mahasiswa Papua Disoroti dan Dikecam LBH Surabaya, Ini Lima Poin Keberatannya)