Kilas Balik
Benny Moerdani 'Gagal' Ditembak Sniper SAS Inggris, Bertemu Pelakunya 12 Tahun Kemudian, Tanya 1 Hal
Benny Moerdani pun bertemu dua orang yang nyaris menembaknya belasan tahun kemudian. Apa yang ditanyakannya?
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Dari teropongnya sniper SAS bisa melihat sosok Benny Moerdani secara jelas, tapi jari yang telah menyentuh picu senjata masih diam.
• Catatan Benny Moerdani Tentang Tokoh Dunia Bocor, Luhut Panjaitan Bongkar Isi Buku Loyalis Soeharto

Setelah sekian detik, picu senjata ternyata tak jadi ditarik dan senapan lainnya yang sudah siap tembak dan dibidikan secara akurat oleh semua personel SAS juga tidak menyalak.
Semua personel yang dipimpin Benny akhirnya lolos dari sergapan mematikan itu.
Pada tahun 1976, Benny Moerdani berkunjung ke Inggris dan secara tak terduga ia dipertemukan dengan dua prajurit SAS yang dulu nyaris menembakknya.
Personel SAS yang pernah mengincarnya ternyata masih mengenali Benny yang secara fisik tidak berubah banyak.
• Isi Buku Catatan Rahasia Benny Moerdani Dibongkar Luhut Panjaitan, Penuh Nama-Nomor Tokoh Penting
Benny Moerdani lalu bertanya kenapa personel SAS itu kenapa tak jadi menembaknya.
Salah seorang langsung menjawab, bahwa timnya harus menunggu dulu datangnya kapal perang Queen Elisabeth.
Jika saat itu Benny Moerdani ditembak dan kemudian berlangsung baku tembak, kapal Queen Elisabeth bisa terganggu perjalanannya.
Namun, hingga semua tim Benny Moerdani pergi, kapal Queen Elisabeth ternyata tidak jadi melintas.
Mendengar kisah prajurit SAS itu, Benny serta merta berkomentar, jika saat itu dirinya jadi ditembak, pasukan Inggris telah berhasil menembak mati prajurit dengan pangkat tertinggi dan bisa saja konfrontasi Indonesia-Malaysia berakhir secara lain.
Artikel ini pernah tayang di Intisari.
• Kiprah Pasukan Harimau Indonesia Penjaga Terakhir Soekarno, Belanda Sampai Takut, Setara Kopassus?
Penyesalan Soeharto kepada Benny Moerdani
Karier militer Benny Moerdani memang moncer hingga mampu mencapai posisi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Panglima ABRI) di zaman Orde Baru.
Hubungan Benny Moerdani dengan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia sangat erat.
Dikutip dari TribunJabar (grup TribunJatim.com), Christianto Wibisono, mantan jurnalis dan pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia, sempat menyebut Benny Moerdani sebagai anak emas Soeharto.