Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ridwan Saidi Klaim Sudah 30 Tahun Mencari Jejak Kerajaan Sriwijaya
Menurut Ridwan Saidi, tidak ada namanya Kerajaan Sriwijaya di Indonesia. Benarkah demikian? Simak penjelasan lengkap Ridwan Saidi!
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Adi Sasono
Setelah kembali melanjutkan perjalanan, Yi Jing sampailah di Champa yang ternyata memiliki ibu kota bernama Wijaya atau Sriwijaya.
Diketahui, saat ini Champa adalah bagian dari negara Vietnam.
"Champa ibu kotanya Wijaya, mereka mengatakan Sriwijaya, Wijaya yang manis, Sri kan artinya manis, yang indah," tuturnya.
Soal prasasti Kerajaan Sriwijaya yang ada di Indonesia, Ridwan Saidi menyebutnya hanya tiruan.
• Ini Alasan Basuki Tjahaja Purnama Enggan Dipanggil Ahok, Singgung Perceraian dengan Veronica Tan
• Ari Wibowo Minta Jokowi Boyong Anies Baswedan Pindah ke Kalimantan Timur. Ada Apa?
• Ini Pesan Anies Baswedan untuk Ahok BTP, Disinggung Soal Sindiran di Medsos: Kita Baik-baik Saja
"Mereka membuat prasasti, prasasti sekitar tujuh yang ditemukan di Sumatera bagian selatan dan Bangka, itu prasasti kembaran."
"Jadi ada prasasti dibikin dua kopi kalau kayak kita, (ditaruh) di daerah Sumatera bagian selatan, Jambi, dan Bangka. Itu karena di situ ada komunitas Champa," terangnya.
Ridwan Saidi menyebut prasasti itu dibuat kopiannya di Indonesia dengan tujuan agar orang Champa yang ada di sana tetap mengingat nenek moyangnya.
30 tahun Ridwan Saidi cari jejak Kerajaan Sriwijaya
Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengklaim telah 30 tahun mempelajari bahasa kuno guna menyelisik jejak-jejak keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Hasil penelusuran itu membawanya pada satu hipotesis, yakni kerajaan tersebut fiktif belaka.
Hipotesis itu kemudian ia cetuskan dalam sebuah video wawancara YouTube dalam kanal Macan Idealis pada 23 Agustus 2019.
Dilansir dari Kompas.com, Ridwan Saidi menyebut dirinya telah mempelajari bahasa-bahasa kuno.
"Saya sudah 30 tahun mempelajari bahasa-bahasa kuno. Banyak kesalahan mereka (arkeolog), prasasti di Jawa dan Sumatera adalah bahasa Melayu, tapi sebenarnya bahasa Armenia," ujar Ridwan ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/8/2019).
• Raffi Ahmad Cium Tangan & Kening Vicky Prasetyo, Malu Tahu Mantan Zaskia Gotik Lulusan Pesantren
• VIRAL Video Ridwan Saidi Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Akan Dilaporkan dan Dianggap Cari Sensasi
• Ternyata Adi Pradana Pernah Bikin Vlog, Korban Pembunuhan Aulia Kesuma Sosok yang Ceria & Supel
"Bahasa Armenia memberi pengaruh besar pada bahasa Melayu. Jangan dibalik," lanjutnya.
Pria 77 tahun yang memberi pengantar pada buku kontroversial Garut Kota Illuminati itu menganggap, prasasti-prasasti yang selama ini dijadikan dasar bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya ditafsirkan secara keliru.