Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ridwan Saidi Klaim Sudah 30 Tahun Mencari Jejak Kerajaan Sriwijaya
Menurut Ridwan Saidi, tidak ada namanya Kerajaan Sriwijaya di Indonesia. Benarkah demikian? Simak penjelasan lengkap Ridwan Saidi!
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Adi Sasono
Menurut dia, apabila dibaca dengan bahasa Armenia, prasasti-prasasti itu bukan sedang menjelaskan adanya Kerajaan Sriwijaya.
"Oleh arkeolog dipukul rata itu bahasa Sanskerta. Itu yang harus dikoreksi, masa enggak boleh dikoreksi. Bantahlah argumentasi saya bahwa menggunakan prasasti Kedukan Bukit (sebagai bukti adanya Kerajaan Sriwijaya) salah. Karena yang mereka (arkeolog) andalkan itu. Maka, saya katakan Kerajaan Sriwijaya itu fiktif," kata Ridwan.
Dia juga mengaku sudah menelusuri langsung jejak-jejak keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Semua penelusuran itu ia lakukan seorang diri, tanpa guru, tanpa kolega.
• Unggahan Terakhir Pupung Sadili Sebelum Diracun dan Jasadnya Dibakar Aulia Kesuma di Sukabumi
• Pekerjaan Sebenarnya Elit Aulia Kesuma Dalang Pembakar Suami & Anak Tiri, Bayar Pelaku Rp 500 Juta
• Terungkap Cara Polisi Tangkap Aulia Kesuma, Otak Pembunuhan Suami & Anak Tiri,Berawal dari Nomor Ini
"Iya betul sekitar 1988-1989 saya sudah mulai (belajar bahasa kuno). Saya sendiri saja. Gurunya siapa, kan enggak ada kursusnya. Saya juga ngecek dong, saya sudah ke Palembang, ke prasasti Kedukan Bukit, situs-situs sudah saya kunjungi semua kok," katanya.
Peneliti Sumsel Bereaksi Keras
Atas pernyataan Ridwan Saidi itu, Retno Purwati, Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Selatan (Sumsel) bereaksi keras.
Retno Purwati menjelaskan, Kerajaan Sriwijaya ditemukan sejarawan Prancis George Coedes pada 1918.
Saat itu, nama Sriwijaya muncul setelah ditemukannya prasasti Kota Kapur.
Seorang ahli epigrafi bangsa Belanda bernama H Kerm akhirnya membahas temuan itu.
Awalnya, nama Sriwijaya sempat diduga sebagai seorang raja. Setelah ditemukannya prasasti Kedukan Bukit di Palembang, baru diketahui jika Sriwijaya adalah sebuah nama kerajaan yang berdiri pada abad ke-7.
Dari temuan prasasti Kedukan Bukit, prasasti-prasasti lain yang menyangkut kerjaan Sriwijaya juga akhirnya ditemukan, baik dalam keadaan utuh maupun pecahan.
“Belum arcanya, belum situs-situsnya yang kemudian kami lakukan carbon dating atau C-14 itu hasilnya hampir 7 semua, itukan bukti-bukti (kerajaan Sriwijaya) langsung,” kata Retno kepada Kompas.com, Selasa (27/8/2019).
Retno mengungkapkan, pernyataan Ridwan Saidi yang menyebutkan Sriwijaya sebagai kerajaan fiktif sangat tidak mendasar lantaran tidak disertai dengan bukti yang kuat.
Keberadaan Kerajaan Sriwijaya itu juga didukung riset para peneliti luar negeri.