Remaja Jember Hilang 2 Hari di Perkebunan Pasca Dilarang Kencing di Pohon, Ditemukan Linglung
Afifi (16), pelajar SMK di Jember yang dilaporkan hilang sejak Minggu (8/9/2019), akhirnya ditemukan, Selasa (10/9/2019).
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Anugrah Fitra Nurani
lihat foto
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Afifi (16), pelajar SMK di Jember yang dilaporkan hilang sejak Minggu (8/9/2019), akhirnya ditemukan, Selasa (10/9/2019).
Pelajar asal Kelurahan Antirogo Kecamatan Patrang itu ditemukan dalam keadaan linglung di sekitar Perkebunan Durjo Dusun Durjo Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi.
Pelajar itu ditemukan warga yang melakukan pencarian bersama keluarga, Tim SAR, juga kepolisian.
Kapolsek Sukorambi AKP Ribut Budiono menceritakan, pihaknya mendapatkan laporan perihal anak hilang itu dari keluarga Afifi.
(Cari Anak Hilang, Polres Lumajang Ungkap Sindikat Money Games, Korban Dipaksa Bayar Rp 10 Juta)
Adapun sejumlah saksi yang diperiksa, yakni Hendra Rizki (20), dan Wildan (25), semuanya warga Kelurahan Antirogo, alias tetangga Afifi.
Menurut keduanya, pada Minggu (8/9/2019) siang ketiga orang itu berburu ayam hutan di perkebunan Durjo.
Hendra dan Wildan telah menasehati Afifi beberapa hal, antara lain diminta tidak kencing sembarangan, juga tidak mengeluarkan ucapan 'kotor'.
Namun di tengah perburuan itu, Afifi diketahui kencing di bawah sebuah pohon.
Tidak terjadi apapun selama perburuan di perkebunan tersebut. Hingga ketiganya menuju perjalanan pulang.
Saat perjalanan pulang itu, sepeda motor yang dikendarai Hendra dan Wildan mogok. Keduanya pun berusaha melakukan sesuatu pada sepeda motor itu di lahan milik Perhutani.
Namun Afifi memilih berpamitan pulang terlebih dahulu.
Saat sepeda motor tersebut bisa kembali dikendarai, Hendra dan Wildan mencoba mencari Afifi di perkampungan di bawah perkebunan.
Karena tidak diketemukan, mereka pulang.
Namun ternyata hingga malam hari, Afifi tidak kembali ke rumahnya. Hal itu kemudian dilaporkan ke Mapolsek Sukorambi.
"Dua orang saksi yang kami mintai keterangan sudah meminta korban supaya tidak kencing sembarangan, dan berkata tidak baik. Namun korban ini kencing, juga mungkin mengeluarkan kata yang tidak baik," ucap AKP Ribut Budiono.
