Suran Agung di Kota Madiun Berlangsung Lancar Tanpa Insiden, Meski Masih Ada Konvoi Motor
Pelaksanaan acara Suran Agung di Kota Madiun, berlangsung dengan lancar. Ribuan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW)
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Pelaksanaan acara Suran Agung di Kota Madiun, berlangsung dengan lancar.
Ribuan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) berdatangan sejak pagi, untuk mengikuti kegiatan Suran Agung di Padepokan Pusat PSHW di Kota Madiun, Minggu (15/9/2019).
Secara hikmat mereka mengikuti rangkaian prosesi Suran Agung, hingga selesai. Sementara di sejumlah ruas jalan, tampak sejumlah pesilat melakukan konvoi kendaraan bermotor.
Misalnya di Jalan Pahlawan Kota Madiun, Minggu, sekitar pukul 13.00 WIB, ribuan pesilat menggunakan sepeda motor berkonvoi. Meski demikian, ada juga para pesilat yang tertib mengikuti imbauan dari pihak kepolisian dengan menggunakan truk dan mobil.
Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono, mengatakan kegiatan Suran Agung berjalan lancar dan kondusif, meski masih ditemukan pesilat yang berkonvoi menggunakan kendaraan roda dua dan membawa bendera.
Petugas kepolisian berjaga di sejumlah Kabupaten Madiun. Para pesilat yang datang dari berbagai daerah pun dijaga ketat dan dikawal hingga sampai ke lokasi kegiatan hingga diantar pulang.
"Hasil pantauan kita sampai sore ini, kegiatan Suran Agung berjalan kondusif dan zero accident. Rombongan pesilat dari Wonogiri, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek dikawal kepolisian. Mereka ke Madiun naik truk dan bus," jelas Ruruh kepada Tribunjatim.com.
Ruruh menambahkan, saat mengawal konvoi kendaraan pesilat PSHW, petugas terpaksa menurunkan bendera yang dikibarkan pesilat sambil mengendarai sepeda motor.
• Ciptakan Suasana Sejuk di Pilkades, Barisan Linmas Pakai Kostum Super Hero
• Wadahi Balap Liar di Jalan, Surabaya Drag Community Gelar Herex Day di Sirkuit Gelora Bung Tomo
• Heboh si Adik Temukan Kakaknya Gantung Diri di Kamar Rumahnya di Kediri, Diduga Alami Halusinasi
Sebab, sesuai dengan kesepakatan bahwa pesilat yang naik sepeda motor tidak boleh mengenakan atribut maupun bendera identitas perguruan.
Sementara itu, Wali Kota Madiun, Maidi, mengatakan kegiatan Suran Agung ini wajib dimaknai sebagai sebuah tekad, sikap, dan perilaku yang didasari kecintaan kepada negara. Menurutnya, saat ini bukan lagi zamannya berperilaku yang tidak perlu, apalagi melanggar aturan.
Sesuai dengan yang diajarkan di masing-masing perguruan silat, para pesilat harus selalu mengedepankan kebenaran dan menjunjung tinggi aturan.
"Saya titip wejangan yang ada untuk ditaati. Tunjukkan bahwa SH Winongo terbaik. Hal itu harus diwujudkan dengan suka menolong dan tidak pelit dalam memberikan bantuan kepada yang lain," kata Maidi kepada Tribunjatim.com.
Senada juga disampaikan, Ketua Umum PSHW, R Agus Wiyono Santoso. Ia menyampaikan, bahwa Suran Agung merupakan tradisi sakral yang harus dipertahankan.
Para pesilat PSHW wajib menjaga nilai yang ada dengan selalu menjaga keamanan dan ketertiban.
“Dengan dilandasi ilmu bela diri dan sikap taqwa ini diharap menjadi pribadi yang sehat secara raga maupun rohani. Mari kita ciptakan rasa aman bagi pengunjung dan tamu luar Madiun. Tetap damai, serta menjaga keutuhan dan persatuan," jelasnya. (rbp/Tribunjatim.com)