Surabaya Menggugat
Kusnadi dan Sahat Temui Massa Demo di DPRD Jatim, Sepakati Lanjutkan Aspirasi ke Pusat
Ada enam poin pernyataan sikap yang lantas ditandatangani oleh Kusnadi sebagai Ketua DPRD Jawa Timur.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua DPRD Jawa Timur sementara, Kusnadi, bersama Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak menemui langsung massa aksi demo di Gedung DPRD Jawa Timur, Kamis (26/9/2019).
Bahkan, keduanya menyapa dua aliansi massa yang melakukan aksi sejak siang hari tersebut.
Kusnadi mengenakan kemeja batik berwarna merah. Sementara Sahat Tua Simanjuntak mengenakan kemeja berwarna putih.
Keduanya kali pertama menyapa mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Jatim.
Tak sekadar menyapa, keduanya bahkan menaiki mobil komando meskipun dengan susah payah.
"Kami menyampaikan sikap bahwa hal ini akan kami teruskan. Kami berharap kita bersama-sama menjaga Jatim menjadi tempat yang nyaman untuk kita semua," kata Kusnadi.
• PC PMII Surabaya Ikut Demo, Minta KPK Dievaluasi KPK Tidak Semuanya Suci
• Toko Furnitur di Bubutan Surabaya Terbakar Hebat, 19 Unit Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan
Hal senada juga disampaikan Sahat Tua Simanjuntak dari atas mobil komando.
"Kita akan teruskan aspirasi adik-adik sekalian. Saya bisa merasakan semangat adik-adik, karena juga pernah berada di posisi adik-adik 30 tahun yang lalu," katanya.
Ada enam poin pernyataan sikap yang lantas ditandatangani oleh Kusnadi sebagai Ketua DPRD Jawa Timur.
Tak hanya sekali, Kusnadi bersama Sahat Tua Simanjuntak juga menyapa aliansi yang lain.
"Sikap kami jelas. Kami satu aspirasi bersama-sama teman-teman mahasiswa dan akan menyampaikan hal ini kepada pusat," katanya ketika menyapa aliansi massa yang lain.
Tak berselang lama, massa lantas meninggalkan lokasi aksi sekitar pukul 17.00 WIB.
Gelaran aksi relatif kondusif tanpa gesekan.
Sekalipun demikian, aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Timur sempat berpotensi ricuh.
Namun, hal ini diakui telah diantisipasi oleh pihak kepolisian dan juga peserta aksi.
• Ikutan Demo, Ratusan Pelajar Dirazia Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Temukan ini
• Wiranto Klaim Aparat Hadapi Perusuh Bukan Demonstrasi, Bongkar Tujuan Akhirnya: Ada Gerakan Baru
Berdasarkan penjelasan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unair Surabaya, Agung Tri Putra, gelaran aksi di depan Gedung DPRD Jawa Timur dilakukan dua kelompok aliansi. Yakni, Aliansi Kekuatan Sipil dan Aliansi Mahasiswa Jatim.
Keduanya, merupakan gabungan dari elemen mahasiswa yang secara umum memiliki tuntutan sama. Yakni, menolak UU KPK dan menuntut presiden melahirkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang membatalkan UU KPK, serta terkait beberapa UU lainnya.
"BEM Unair secara tidak langsung bergabung di keduanya," kata Agung Tri Putra kepada Surya.co.id (TribunJatim.com Network) ketika dikonfirmasi seusai acara, Kamis (26/9/2019).
Massa Aliansi Kekuatan Sipil tiba lebih dahulu secara berangsur-angsur sejak pukul 11.00 WIB. Sementara itu, Aliansi Mahasiswa Jatim tiba belakangan sekitar pukul 13.00 WIB.
Tiba di lokasi, massa Aliansi Mahasiswa yang berasal dari Universitas Islam Negeri (Uinsa) Surabaya, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, dan sejumlah universitas lain tak langsung berkumpul.
Menurut Agung Tri Putra, ada indikasi oknum provokator yang menginginkan bentrokan antar peserta aksi, juga dengan aparat keamanan.
"Kami melihat indikasi itu dari adanya lemparan botol, penyalaan flare, laporan dari teman-teman, dan juga indikasi lain," katanya.
• Sekolah Diliburkan, Puluhan Siswa SD & SMP Ini Ikut Aksi Demo di DPRD Jatim, Bawa Poster Kritik DPR
• Komentarnya soal Demo Mahasiswa Dihujat, Melody Prima Berikan Klarifikasi Lewat Instagram
Melihat hal itu, Agung tak lantas mengajak massa dari Aliansi Mahasiswa Jatim bergabung dengan massa lain.
"Kami bertanggung jawab terhadap peserta aksi. Kami ingin menyampaikan aspirasi secara bijak," katanya.
Hal senada disampaikan Koordinator Lapangan dari Uinsa, Marko Asroful Anam.
"Dari awal, kami ingin menyampaikan aspirasi dengan damai. Namun, kami mendapat laporan akan ada provokasi," katanya.
Akibatnya, konsentrasi massa sempat terbagi menjadi dua bagian dengan komando berbeda.
Sekalipun demikian, massa tetap menyampaikan aksi dengan membacakan butir tuntutan.
Bahkan, pimpinan dewan juga menandatangani butir tuntutan tersebut.
Berikut Tuntutan Aliansi Mahasiswa Jawa Timur yang ditandatangani Kusnadi, lengkap dengan materai serta tembusan ke Presiden Joko Widodo:
1. Mendesak pemerintah menerbitkan Perppu untuk pembatalan Undang-undang KPK dan menggunakan kembali UU yang sudah ada.
2. Mendesak pemerintah untuk menolak RUU KUHP dan dan melakukan pembahasan kembali terhadap pasal-pasal yang bermasalah.
3. Menolak RUU ketenagakerjaan yang tidak berpihak kepada pekerja dan buruh.
4. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan.
5. Mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas Kathutla dan memfasilitasi masyarakat yang terdampak.
6. Mendorong pemerintah agar segera menyelesaikan permasalahan konflik di Papua serta membuka ruang dialog yang sebesar-besarnya bersama masyarakat Papua agar rasisme tidak terjadi lagi. (Bobby Constantine)
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: