Pria Surabaya Curi Ponsel Menyaru Jadi ASN & Bawa Stiker Ini Belajar Caranya dari YouTube & Facebook
Pria Surabaya Curi Ponsel Menyaru Jadi ASN & Bawa Stiker Ini Belajar Caranya dari YouTube & Facebook.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Sudarma Adi
Pria Surabaya Curi Ponsel Menyaru Jadi ASN & Bawa Stiker Ini Belajar Caranya dari YouTube & Facebook
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Moch Hanafiah Eddy tersangka pencurian yang menyaru sebagai aparatur sipil negara (ASN) dan membawa stiker "tidak menerima sumbangan dalam bentuk apapun" ternyata belajar dari media sosial (medsos).
Referensi pria berusia 56 tahun itu berasal dari medsos seperti youtube dan facebook.
Dia sempat melihat video penipuan yang terungkap di daerah lain. Dimana pelakunya juga menyaru sebagai petugas penyuluh.
• Residivis Pencuri Ponsel di Surabaya Ini Ngaku Terpaksa Mencuri Karena Himpitan Ekonomi
• Dua Pelajar Asal Blitar Mencuri Cabai di Sawah Warga Ngantru Tulungagung
• Modus Baru Pencuri Ponsel Surabaya Dikuak Polisi, Tawarkan Stiker dan Ngaku ASN Dispendukcapil
Hal itulah, yang membuat warga Jalan Banyu Urip Lor I/12, Kecamatan Sawahan itu mantap menjalankan aksi penipuan itu. Berbagai aksesoris layaknya ASN dibuatnya agar lebih meyakinkan korbannya.
Alhasil, Hanafi membuat sebuah kartu identitas sendiri. Bahkan, kartu tersebut diberi logo Pemkot Surabaya. Korbannya yang masih awam akan mengira bahwa Hanafi adalah pegawai Pemkot Surabaya.
Stiker “tidak menerima sumbangan dalam bentuk apa pun” adalah bualan pria paruh baya ini agar terlihat seperti pegawai berintegritas. Tetapi setelah korban menerima stiker, dia malah meminta uang.
"Dia nanti mengajak ngobrol korbannya kesana-kesini. Saat korban lengah barulah barang berharga korban diambil," ujar Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya Iptu Giadi Nugraha, Kamis (30/10/2019)
Mayoritas barang yang diembat adalah ponsel. Hanafi sebelumnya sudah pernah tertangkap karena aksi yang sama.
"Dia pemain lama, belum setahun bebas karena aksi yang sama," terang polisi dengan dua balok di pundak tersebut.
Diketahui, Hanafi telah beraksi sebanyak tujuh kali. Aksinya itu tidak hanya dilakukan di Surabaya, melainkan hingga ke Gresik.
Korban yang diincar adalah warga yang tinggal di perumahan sepi dari aktivitas.
Sehingga dia leluasa berlari usai mencuri. Namun, pelarian itu telah berakhir. Hanafi kembali merasakan dinginnya lantai hotel prodeo akibat kasus pencurian.