Warga Miskin Lamongan, Bikin Kaki Palsu Gratis untuk Sesama Penyandang Berkebutuhan Khusus
Keterbatasan fisik yang dimiliki Sholikin (64), warga Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Keterbatasan fisik yang dimiliki Sholikin (64), warga Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur tak membuat dirinya berhenti untuk berbagi dengan sesama.
Kecelakaaan kerja yang ia alami saat menambang batu kapur di Gunung Moyoruti, tahun 1997 silam, membuat kaki kanannya harus diamputasi oleh tim dokter rumah sakit di Tuban karena pertimbangan medis.
Berawal dari kecelakaan kerja yang dialaminya itu sehingga mengharuskannya memakai kaki palsu.
Apa yang dirasakannya sampai saat ini, menggugah hatinya untuk bangkit dan berhasil membuat kaki palsu secara manual yang ia berikan gratis kepada warga yang membutuhkan. Sholikin, sang dermawan ini yang sehari-harinya berprofesi sebagai pencari batu.
Sholikin mengalami kecelakaan kerja 10 tahun lalu, yaitu ketika mencari batu gunung didesanya yang mengharuskannya memakai kaki palsu.
"Semenjak kejadian itu, saya berhenti bekerja dan membeli kaki palsu di Solo agar bisa berjalan seperti biasanya," kata Sholihin memulai ceritanya pada Surya.co.id ketika ditemui di rumahnya, Minggu (13/10/2019).
Kakinya yang diamputasi usai kecelakaan kerja saat itu mengharuskan ia memakai kaki palsu yang dibelinya dari Solo.
• Digelar di Kaki Gunung, Festival Lembah Ijen Banyuwangi Kian Atrakif
• Dua Orang yang Terbakar di Jalan Raya Madiun - Surabaya ternyata Pelajar asal Sidoarjo
• Prihatin Peristiwa Penusukan Wiranto, La Nyalla Imbau Masyarakat dan Pejabat Tidak Takut
Ia lantas memutuskan berangkat kesana pada tahun 1997 setahun pasca ia terkena musibah. Di Solo Sholikin dan keluarga menginap dan membeli kaki palsu di yayasan khusus menangani orang cacat. Kaki itu ia beli dengan harga Rp 1 juta.
Tapi sayang kaki palsu itu terlalu berat dan tidak bisa digunakan untuk aktivitas belajar.
"Kaki palsunya itu berat. Saya kemudian mencoba membuat kaki palsu sendiri di rumah," jelas Sholikin kepada Tribunjatim.com.
Ternyata, kaki palsu yang dibelinya dari Solo itu masih kurang pas.
"Berat dan tidak bisa leluasa ketika dipakai aktifitas," katanya.
Pasalnya, kaki palsu tersebut masih kurang nyaman dan belum bisa ia pakai untuk kerja sehari-hari. Dari sini ia kemudian mencoba memperbaiki sendiri kaki palsu ini sembari mempelajari apa dan bagaimana kaki palsu tersebut.
Sholikin akhirnya menemukan bahan pembuatan kaki palsunya bisa dibilang sangat sederhana dan mudah didapat yaitu pipa paralon dan pipa almunium. Teknik pembuatannya juga serba manual tanpa bantuan mesin dimana untuk memanaskan pipa paralon, Sholikin memakai kompor yang kemudian ia bentuk sesuai ukuran yang pas.
Dengan peralatan seadanya, Sholikin lantas bereksperimen membuat kaki palsu itu, bahan yang digunakan pun ia peroleh dari rongsokan bahan bekas, seperti lempengan plat besi, bekas rambu lalu lintas yang sudah tidak dipakai dan paralon dengan ketebalan sekitar 1 cm. Alhasil kaki palsu buatan bapak dua cucu ini bisa ia digunakan untuk bekerja, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
"Orang yang pertama yang saya buatkan kaki palsu adalah teman saya sendiri yang bekerja seperti saya, tinggal di Tuban," ungkap Shodikin kepada Tribunjatim.com.
Sejak itu hingga kini, Sholikin berkali-kali membuatkan kaki palsu ke orang-orang yang membutuhkan. Hebatnya, kaki palsu yang dibuat oleh Sholikin itu ia bagikan gratis tanpa memungut uang sepeserpun. Sholikin yang memiliki 3 anak ini mengenang, teman-temannya sesama pencari batu sempat khawatir ia patah semangat karena kecelakaan kerja itu.