Banser Kecewa, Hanya Satu Orang Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Pelemparan Banser di Tulungagung
Menurut Rohman, Banser sudah mengidentifikasi 15 nama yang diduga terlibat penyerangan Banser di Bandung, Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Penyidik Satreskrim Polres Tulungagung telah menetapkan satu orang tersangka kasus pelemparan terhadap anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama di Kecamatan Bandung, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (13/10/2019) sore.
Sebelumnya, polisi sudah menangkap enam orang untuk dimintai keterangan.
Namun Pemuda Ansor dan Banser mengaku kecewa dengan proses di kepolisian.
Sebab menurut mereka, seharnya polisi membuat efek jera sehingga tidak muncul lagi premanisme di wilayah Bandung.
“Yang terjadi adalah sebuah gerakan premanisme, itu sebuah pengadangan terhadap Banser,” ucap Kasat Korcab Banser Trenggalek, Fathur Rohman, saat di Mapolres Tulungagung, Kamis (17/10/2019).
• Usulan Penghancuran Tugu Pencak Silat di Tulungagung Kembali Menguat, Dianggap Sumber Perpecahan
• Postingan Anak Jual Ibu di Blitar Viral di Facebook, Polisi Lacak Pemilik Akun
Menurut Rohman, yang ditangkap polisi adalah pelaku pelemparan terhadap korban.
Padahal dari video yang beredar, dia mengatakan, banyak orang-orang yang melakukan pemukulan.
"Banser tidak menuntut semua yang terlibat dipenjara, namun setidaknya ada tindakan yang bisa menimbulkan efek jera kepada para pelaku. Kenapa hanya satu orang? Kami punya cara sendiri tanpa menodai organisasi, dan akan membuat jera,” tegasnya.
Masih menurut Rohman, Banser sudah mengidentifikasi 15 nama yang diduga terlibat penyerangan.
Jika polisi tidak mengambil tindakan, maka Banser mengancam akan bergerak sendiri.
• Separuh Perusahaan di Blitar Belum Bisa Gaji Karyawan Sesuai UMK, Mayoritas Industri Rumah Tangga
• Kurikulum Anti Korupsi, SMA dan SMK di Tulungagung Akan Terapkan Mulai Semester Genap Mendatang
Salah satunya dengan mendatangi nama-nama yang sudah diidentifikasi.
Rohman membantah pernyataan kepolisian, bahwa penyerangan itu salah sasaran.
Menurutnya, penyerangan itu disengaja, karena mereka tahu yang diserang adalah Banser.
“Mereka tahu kami adalah Banser. Jadi bukan karena kami dikira kelompok lain, tapi ini sengaja menyerang Banser,” ungkapnya.
Sementara Ketua PC GP Ansor Trenggalek, M Izuddin Zakki mengatakan, saat kejadian, pihaknya diserang dari berbagai arah.
Ada yang dilempari dengan batu, ada pula yang dipukul dan digedor-gedor mobilnya.
• Cerita Pelaku Tabrak Lari Karangrejo Tulungagung, Akui Kondisi Jalan Gelap & Korban Tetiba Nyeberang
• Segera Beroperasi, Bus Nyaman Tulungagung-Surabaya PP via Jalan Tol, Tarif Murah Rp 40 Ribu
Namun saat itu Gus Zaki, panggilannya, memerintahkan Banser untuk tidak keluar dari mobil dan membalas.
“Saat itu kami ada 4.000 orang. Kalau saat itu kami turun dan mengejar, habis semuanya,” katanya.
Gus Zaki menekankan pada Banser untuk mempercayakan proses hukum pada polisi.
Namun ia juga berharap polisi memahami harapan besar dari Banser dan Ansor.
Gus Zaki tidak ingin masalah ini hanya diselesaikan parsial oleh kepolisian.
“Kalau hanya satu orang yang ditangkap, yakinlah, mereka akan jemawa. Kejadian serupa akan terulang kembali di masa mendatang,” tegasnya.
Masih menurut Gus Zaki, informasi yang dihimpun Ansor dan Banser, banyak pelaku yang dilarikan ke luar pulau.
Dia mengatakan, kondisi ini selalu terulang setiap kali terjadi konflik. (David Yohanes)
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: