Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Profil UMKM: Berhenti Ngantor demi Anak, Sri Suhartatik Raup Rp 5 Juta dari Jasa Rias Pengantin

Akhir 1999, Sri Suhartatik memutuskan berhenti kerja sebagai staff marketing untuk mengurus anaknya. Namun dia aktif pelatihan Pemkot Surabaya

Penulis: Hefty Suud | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Istimewa
Foto Sri Suhartatik bersama klien tata rias pengantinnya 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hefty's Suud

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Keluarga kerap menjadi alasan beberapa orang memutuskan berhenti dari pekerjaan dan membuka usaha sendiri di rumah. Hal juga yang dilakukan Sri Suhartatik.

2005 lalu, ia membuka usaha rias pengantin yang dinamainya Rias Dioda. Nama usahanya itu merupakan singkatan dari nama tiga anak laki-lakinya.

"Sebelumnya saya kerja sebagai staff marketing di salah satu perusahaan garment. Terus semakin berjalannya waktu, saya merasa ingin turun sendiri dalam proses pertumbuhan anak-anak," ucap Sri Suhartatik. 

"Akhirnya pada akhir 1999, saya putuskan berhenti kerja," papar perempuan yang akrab disapa Tatik itu.

(Rayakan Hari Santri Nasional, Pemkot Malang Gelar Bazar Wisata Halal Sajikan Olahan Produk UMKM)

Sebelum memutuskan berhenti bekerja, ia sudah mengikuti beberapa pelatihan gratis dari Pemerintah Surabaya. Mulai dari potong rambut sampai rias.

Bidang potong rambut adalah yang pertama dijajalnya secara mandiri. Di awal tahun 2000, ia pun beberapa kali mengikuti bibinya, mengerjakan rias pengantin.

Sepeninggal sang bibi, barulah Tatik membuka usaha jasa rias pengantinnya sendiri. Dengan modal Rp 500 ribu, ia mulai membuka Rias Dioda.

Tak sekadar merias, ia pun mengeluarkan modal Rp 3 juta untuk mengumpulkan koleksi set busana pengantin.

"Jadi saat memulai usaha itu, skill saya ada, tapi modalnya ngepas. Jadilah beli seadanya dulu, alat rias beli yang paling dasar, misal foundation, bedak," ucap Tatik.

"Kalau untuk set busana pengantin, awal-awal dulu saya cuma punya dua set," jelas perempuan kelahiran Februari itu.

Selain karena kursus dan belajar bersama sang bibi, Tatik juga telah mengasah kemampuan meriasnya sejak sekolah menengah pertama (SMP).

(Kenalkan Diri Jadi Bakal Calon Bupati Blitar, Abdul Aziz Bagi-bagi Voucher Diskon Belanja UMKM)

Hobi menari adalah yang memperkenalkan tatik pada tata rias.

Kini, usaha yang sudah didirikannya selama 14 tahun itu, bisa meraih omzet bersih Rp 4 juta sampai Rp 5 juta perbulan.

"Tapi yang namanya usaha jasa rias pengantin ini, dalam satu tahun itu ada dua bulan yang pasti sepi. Tapi kalau pas ramai, omzet bisa lebih dari itu," ujar lulusan SMEA 3 Surabaya yang sekarang menjadi SMK 10 Surabaya itu.

(Dukung Pengembangan Kualitas Produk Khas Jatim, Universitas Surabaya Siap Jadi UMKM Center)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved