Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

UMKM di eks Lokalisasi Dolly Surabaya

Cerita Perjuangan Jarwo dan Para Perintis UMKM eks Dolly Hilangkan Stigma Negatif Warga Putat Jaya

Jarwo bersama penggerak UMKM di kawasan eks Lokalisasi Dolly Surabaya mengaku butuh perjuangan mengilangkan stigma negatif di kampungnya

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
WAWANCARA-Jarwo (45) saat membersihkan kacang kedelai di rumahnya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya kawasan Sawahan Surabaya, pada Rabu (19/11/2025). Jarwo adalah perintis UMKM Tempe Bang Jarwo, pascapenutupan Dolly. 

Ringkasan Berita:
  • Jarwo menegaskan praktik prostitusi terselubung di eks Dolly tidak bisa digeneralisir sebagai kebangkitan.
  • Sekitar 20 UMKM dirintis warga sejak 2014, namun kini lesu karena minim pameran dan kunjungan wisata.
  • Trip Edukasi Kampung Eks Dolly dulu jadi benteng moral, kini jarang digelar sehingga aktivitas negatif lebih berani muncul.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jarwo sempat syok saat mengetahui kabar Anggota Polrestabes Surabaya menggerebek praktik 'esek-esek' terselubung di salah satu permukiman warga Putat Jaya, Sawahan, Surabaya yang dikenal sebagai eks lokalisasi Dolly

Apalagi hampir semua pemberitaan di media mainstream dan sekelebatan konten informasi di medsos, secara berlebihan menganggap bahwa praktik terselubung prostitusi yang digerebek Polisi itu menandakan kebangkitan. 

Jarwo harus mengakui bahwa dirinya beserta beberapa pentolan penggerak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di perkampungan eks Dolly bersusah payah berjibaku merubah 'image' kampung Putat Jaya menjadi kampung yang lebih baik di mata masyarakat.

Bukan cuma sekadar aman serta ramah anak tanpa praktik terselubung prostitusi, melainkan juga menjadi perkampungan yang warganya mandiri dari segi ekonomi.

Karena warga asli permukiman tersebut berhasil melepas ketergantungan gerak roda ekonomi di masing-masing rumahnya, dari hiruk-pikuk mobilisasi praktik terselubung prostitusi yang berlangsung seperti tanpa henti. 

"Lah ternyata ada isu-isu berita kemarin itu. Sama sekali, saya tidak tahu. Berhubung ada media itu lihat media kok ada berita gitu (anak) di bawah umur (terlibat prostitusi). Lah ini dampak negatifnya lebih berat selama 10 tahun ini. Yang harus perjuangkan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya kawasan Sawahan Surabaya, pada Rabu (19/11/2025). 

Baca juga: KUB Mampu Jaya, Usaha di Kawasan eks Dolly yang Masih Bertahan Berkat Dukungan Pemkot Surabaya

Menurut Jarwo, terdapat sekitar 20-an UMKM yang dirintis oleh warga eks Dolly berkat fasilitas Pemkot Surabaya, pascapenutupan Dolly sejak 2014 silam. 

UMKM tersebut terdiri dari perintis usaha olahan jajanan minuman dan makanan. Ada juga pembuatan asesoris, tas dan sepatu. Termasuk, pembuatan kain serta pakaian batik asli Surabaya. 

Tak ketinggalan, UMKM olahan tempe dan jajanan berbahan tempe seperti yang diinisiasi oleh Jarwo sendiri. 

Para pelaku UMKM tersebut berada di lingkungan utama 'Ring 1' dari Gang Dolly yang dulunya sempat menjadi area prostitusi terbesar se-Asia Tenggara

Bahkan, beberapa waktu lalu, Jarwo sempat menjadi Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung eks Dolly

Tugasnya menyediakan fasilitas perjalanan edukasi bagi para pengunjung atau masyarakat yang ingin mengenal dan mengetahui kondisi bekas kampung Dolly yang sekarang sudah terus berbenah. 

Nama program yang dikelolanya saat menjadi ketua pokdarwis di permukiman tersebut adalah Trip Edukasi Wisata Kampung Eks Dolly

Masyarakat atau para pengunjung yang tertarik dengan sejarah masa lalu kampung Dolly, akan diajak berkeliling untuk melihat UMKM yang dirintis oleh masyarakat di permukiman eks Dolly

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved