Surabaya Kekurangan Guru SD dan SMP
Wali Kota Cak Eri Siapkan Strategi Atasi Kekurangan Guru di Surabaya, Smartboard & Kolaborasi Swasta
Pemkot Surabaya tengah menyiapkan strategi guna mengatasi kekurangan guru di Surabaya, dari usulan formasi guru baru hingga smartboard
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Samsul Arifin
Ringkasan Berita:
- Surabaya kekurangan guru, terutama 800 guru SMP dan sisanya guru SD.
- Pemkot siapkan strategi: usulan formasi baru, penggunaan smart board, dan kolaborasi swasta.
- Evaluasi terpadu bersama MKKS dan PGRI akan dilakukan untuk menghitung kebutuhan riil guru.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan pihaknya akan menggandeng banyak pihak, termasuk lembaga swasta dalam mengatasi kekurangan guru di sekolah-sekolah dalam waktu dekat.
Kepada Tribun Jatim Network, Wali Kota Eri menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya sudah mengusulkan formasi guru baru kepada pemerintah pusat.
Namun, proses pengusulan tidak serta-merta dapat dipenuhi melalui perekrutan PNS mengingat pemerintah pusat memiliki batasan alokasi.
Ia menegaskan bahwa pemkot akan mengikuti seluruh mekanisme yang ditetapkan pemerintah pusat, termasuk pengangkatan melalui jalur PPPK.
"Yang terkait guru negeri, kita sudah sampaikan. Tapi tidak bisa PNS semua. Ada jumlahnya berapa kita usulkan, dan turunnya berapa, kan begitu,” kata mantan ASN Pemkot Surabaya ini.
Baca juga: Kota Surabaya Kekurangan Guru SD dan SMP Negeri, Dindik Catatkan Ada 360 Guru Pensiun Tiap Tahun
Usulan Formasi Guru Baru
Selain mengusulkan formasi baru, Pemkot juga menyiapkan penguatan teknologi pembelajaran berbasis smart board di sekolah-sekolah. Teknologi ini memungkinkan satu guru memberikan penjelasan secara serentak ke beberapa kelas.
“Guru itu satu kelas cuma 30 murid. Maka di Surabaya ini menggunakan smart board. Dengan smart board, satu guru bisa menerangkan untuk semua kelas,” kata Eri yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) Jawa Timur ini.
Strategi Teknologi Smart Board
Teknologi tersebut menjadi salah satu strategi untuk menjaga kualitas pembelajaran di tengah keterbatasan jumlah guru. Pemkot telah lebih dulu menerapkan sistem ini sebelum pemerintah pusat meluncurkan program serupa.
“Kita sudah jalan duluan. Dan, Alhamdulillah sekarang pusat juga ada smart board, sehingga semakin menguatkan,” tambahnya.
Baca juga: Hari Guru Nasional 2025 Tanggal Berapa? ini 20 Ucapan Selamat Hari Guru dalam Bahasa Inggris
Wali Kota dua periode ini menjelaskan bahwa pemenuhan kebutuhan guru tidak bisa dilakukan hanya dengan menghitung kekurangan di sekolah negeri. Namun, Wali Kota berpendapat bahwa harus melibatkan ekosistem pendidikan swasta agar kualitas pendidikan kota tetap berimbang.
Menanggapi pernyataan DPRD Surabaya mengenai kekurangan guru, Eri mengatakan pemerintah kota akan menghitung ulang kebutuhan riil guru. Ini akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
“Kalau yang negeri itu tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, harus gabung (berkoordinasi) dengan swasta. Pendidikan itu negeri dan swasta harus berimbang. Maka kita akan hitung jangan hanya lihat guru negeri saja, tapi bagaimana mereka saling bergerak bersama,” ujar Eri.
Kolaborasi Negeri dan Swasta
Untuk menghitung kebutuhan guru secara akurat, Pemkot akan melakukan evaluasi terpadu bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Negeri dan Swasta dari jenjang SD hingga SMP. Proses ini juga melibatkan organisasi profesi seperti PGRI.
“Nanti kita hitung jumlah sekolah, jumlah murid, dan jumlah guru. Dari situ baru kelihatan berapa kekurangannya,” kata Eri.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/cak-eri-siapkan-strategi-atasi-kekurangan-guru-di-surabaya.jpg)