Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bupati Trenggalek Mas Ipin Berbagi Pengalaman Soal Penanganan Kemiskinan Ala Gertak

Bupati Trenggalek berbagi pengalaman soal penanganan kemiskinan di daerahnya yang dijalankan dengan program Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Yoni Iskandar
AFLAHUL ABIDIN/SURYA
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama dengan Wakil Bupati Blora Arief Rohman di Pendopo Kabupaten, Kamis (24/10/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Bupati Trenggalek berbagi pengalaman soal penanganan kemiskinan di daerahnya yang dijalankan dengan program Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan (Gertak).

Itu ia lakukan ketika menerima kunjungan dari Pemkab Blora, Jawa Tengah, Kamis (24/10/2019).

"Gertak ini sebanarnya bukan program, melainkan sebuah gerakan gotong-royong yang melibatkan keikutsertaan banyak pihak," kata pria yang akrab disapa Mas Ipin itu

Dalam Gertak, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berkolaborasi dan bekerja secara keroyokan.
Dalam setiap kebijakan yang akan diambil, kata dia, OPD tekait diharuskan untuk mengecek kondisi di tingkat bawah.

"Ada stakeholder kunci dalam Gertak, yaitu Baznas (Badan Amil Zakat Nasional)," kata Mas Ipin kepada Tribunjatim.com.

Pemkab Trenggalek meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menyalurkan sedekah ke Baznas. Sedekah itu dan sedekah-sedekah lainnya dipakai salah satunya untuk penanganan kemiskinan.

Banyuwangi International BMX 2019, Mantan Juara Dunia Asal Australia Dipastikan Turun Bertanding

7 Perintah Jokowi Kepada Menteri Baru, Ancaman Pemecatan di Tengah Jalan hingga Larangan Korupsi

Seusai Tundukkan Persebaya, Pelatih Persela Lamongan Berharap Permainan Skuatnya Konsisten

Dalam Gertak, salah satu rekomendasi penanganan yang utama adalah masalah kesehatan.

"Karena ketika sehat, orang tidak binggung. Namun ketika sakit, orang bisa jatuh miskin," jelasnya kepada Tribunjatim.com.

Dulu, kisah Mas Ipin, sumbangan yang masuk ke Baznas rata-rata sekitar Rp 8 juta per bulan. Saat ini, nilainya bertambah besar menjadi rata-rata Rp 400 juta per bulan.

Dengan begitu, proses penanggulangan kemiskinan tak hanya mengandalkan APBD.

"Untuk menggunakan APBD, prosesnya terlalu panjang dan eksekusinya akan memakan waktu," tambah Bupati Termuda yang saat ini menjabat itu.

Gertak juga tak sekadar orang-orang di lingkungan pemerintahan saja. Ada juga "pasukan pink" yang merupakan relawan yang aktif bersedekah informasi dan tenaga.

Mereka berperan memverifikasi usulan yang masuk dengan fakta di lapangan.

Dengan begitu, lanjut Mas Ipin, kolaborasi yang apik antarberbagai pihak dalam menangani persoalan kemiskinan bisa terbentuk. (aflahulabidin/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved