Sinyal BTS Diputus, Pedagang Hi-Tech Mall Kebingungan Order Produk Secara Online
Ratusan pedagang IT yang bertahan di eks Hi Tech Mall Surabaya kebingungan tak bisa lagi menikmati fasilitas pesan antar atau order laptop maupun PC
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ratusan pedagang IT yang bertahan di eks Hi-Tech Mall Surabaya kebingungan tak bisa lagi menikmati fasilitas pesan antar atau order laptop maupun PC via online.
Di dalam gedung empat lantai mall IT itu kini tak lagi ada sinyal internet melalui Provider seluler.
Akibatnya, para pedagang hanya mengandalkan pesan manual atau telpon.
"Sudah hampir sebulan ini kami kelabakan order online. Tak ada sinyal internet karena BTS seluler di sini diputus bersamaan dengan penyerahan Hi-Tech Mall ke pemkot," kata koordinator pedagang Hi-Tech Mall Rudi Abdullah, Jumat (25/10/2019).
(Pemkot Bingung Tentukan Nasib Gedung Kesenian THR, Seniman THR Tempati 1/3 Hi-Tech Mall)
Pantauan surya di lokasi eks Hi-Tech Mall, suasana saat ini tak seramai masa jayanya.
Pusat IT terbesar di Indonesia Timur ini pernah menjadi ikon mal IT paling besar. Semua jenis laptop dan komputer ada di sini.
Namun kini tampak para pedagang dan staf stan pusat komputer itu sebagian besar hanya duduk-duduk menanti pembeli.
Mereka berharap setelah tak lagi dikelola PT Sasana Boga, pusat IT ini menemukan kejayaannya kembali.
Pringgo, salah satu pedagang komputer di lantai dua menuturkan bahwa dirinya berharap ada sinyal internet kembali.
"Ini vital karena kelancaran order dan pesan barang sekarang banyak via online," tutur Pringgo.
Saat ini, eks Hi-Tech Mall dalam masa transisi. Setelah habis masa BOT selama 30 tahun dari PT Sasana Boga kemudian diserahkan ke Pemkot Surabaya selaku pemilik aset.
Namun pemkot tak mengelola sendiri melainkan ditawarkan ke pengleola lain.
(Menilik Masa Jaya Hi-Tech Mall Surabaya, Pusat IT Indonesia Timur yang akan Dikosongkan Tahun Ini)
Sejak diserahkan ke Pemkot 30 Maret 2019 lalu Hingga saat ini, pedagang menunggu kepastian pengelola.
Pemkot menawarkan harga sewa Rp 18,5 miliar setahun. Namun hingga saat ini belum ada pihak ketiga yang berminat.
Akibatnya kondisi Eks Hi-Tech Mall itu kurang menentu. Tidak hanya BTS seluler yang diputus, fasilitas eskalator di gedung empat lantai itu juga dalam keadaan mati.
Baik pengunjung maupun pedagang menaiki eskalator tapi dalam Poisis tangga mati.
"Lift mati karena mau diperbaiki. Kami masih diuntungkan karena lift barang tidak ikut mati. Jadi saat mengangkat barang-barang masih bisa lewat lift barang," kata Rudi.
Adapun Kepala Dinas Pengelolaan Tanah dan Bangunan (DPTB) Maria Ekawati Rahayu menuturkan bahwa saat ini pihaknya menunggu langkah yang tepat.
Termasuk pemutusan jaringan BTS seluler di eks Hi-Tech Mall.
"Kami ingin membahas semua informasi secara utuh dulu," katanya.
Pemkot menawarkan Eks Hi-Tech Mall dalam kondisi gedung apa adanya seperti saat ini.
Tidak ada renovasi gedung. Ada beberapa yang perlu pembenahan misalnya eskalator yang saat ini diperbaiki. Termasuk kondisi rentan banjir.
(Syarat dan Ketentuan Sewa Gedung Hi-tech Mall Surabaya Rp 18,5 M per Tahun, Disewakan 3/4 Gedung)
Gedung itu akan diserahkan pengelolaannya jika penyewa setuju dengan harga sewa Rp 18,5 miliar per tahun.
Nantinya penyewa yang akan berhubungan langsung dengan tenan atau pedagang lama.
Pemkot hanya sebatas pemilik aset. Penyewa bebas menjadikan eks Hi-Tech Mall jadi gedung apa.
Termasuk jika ada perubahan nama dan pengelolaannya diserahkan penuh kepada penyewa. Namun tentu dengan syarat tidak membuang pedagang lama.
Reporter: Surya/Nuraini Faiq
(Pemkot Surabaya Menanti Penyewa Baru Gedung Hi-Tech Mall, 100 Pedagang Terlanjur Pergi)
Sent from my iPhone