Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kebakaran Padam Setelah Diguyur Hujan, Tapi Jalur Pendakian di Gunung Semeru Belum Bisa Dibuka

Kebakaran Padam Setelah Diguyur Hujan, Tapi Jalur Pendakian di Gunung Semeru Belum Bisa Dibuka.

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Sudarma Adi
Istimewa
proses pemadaman api di hutan gunung Semeru. - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru - 

Kebakaran Padam Setelah Diguyur Hujan, Tapi Jalur Pendakian di Gunung Semeru Belum Bisa Dibuka

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru (TNBTS) masih belum membuka jalur pendakian menuju Gunung Semeru.

Pendakian di Semeru ditutup total sejak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terbakar pada September 2019.

“Jadi untuk yang Semeru itu kita belum buka karena memang dampak dari kebakaran kemarin kita perlu lihat. Apalagi selama beberapa bulan kering lalu hujan maka kita perlu lihat apakah ada longsoran atau pengaruh lainya,” tutur Humas TNBTS Syarif Hidayat, Selasa (5/11/2019).

Sebulan Lebih Kebakaran di Gunung Semeru Jatim Belum Selesai, Begini Penjelasannya

BPBD Jatim Sebut Kebakaran di Gunung Semeru Belum Butuh Penanganan Via Udara, Beda dengan Arjuno

UPDATE Kondisi Kebakaran Hutan Gunung Semeru, Ratusan Petugas Gabungan Padamkan Titik Api, Sisa 4

Ia mengatakan sejauh ini tidak terlihat kepulan asap di kawasan hutan semeru. Sebab pada Sabtu dan Minggu, hujan turun cukup lebat.

“Beberapa hari kemarin di sekitar ranu pani turun hujan dan sudah tidak terlihat lagi kepulan asap. Dugaan kami kebakaran mungkin sudah padam tapi kita akan pastikan pengecekan personil di lapangan,” katanya.

Syarif menyebut luas hutan yang terbakar berjumlah 131 hektar. Api menghanguskan hutan mulai dari Gunung Kepolo, Arcopodo, Kelik, Watupecah, Waturejeng, Ayek-ayek, dan Pusung Gendero.

Lalu, di Ranu Kumbolo, Pangonan Cilik, Oro-oro Ombo, Watu Tulis, Poo, Kemlamdingan Dowo, Pos 1, Sentong, Pasang Kupluk, Gunung Lanang, Bantengan, Pasangan, dan Ledok Tirem.

“Luas yang terbakar kurang lebih 131 hektar,” ucap dia.

Syarif belum dapat memastikan kapan jalur pendakian akan dibuka. Hasil pantauan secara faktual di lapangan, akan dirapatkan untuk pengambilan keputusan.

“Hasil tracking dari teman-teman akan kami rapatkan. Kita belum bisa memastikan bahwa hujan pertama ini aman. Mungkin aman tetapi hujan berikutnya kita belum bisa menjamin,” tutupnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved