Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Solar Langka di Jatim

BREAKING NEWS - BBM Solar Langka di Jatim, Sopir Truk di Tuban Terpaksa Menginap 24 Jam di SPBU

Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kian sulit didapat oleh para sopir truk dan kendaraan umum lainnya di Jatim.

Penulis: M Sudarsono | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM
Kondisi SPBU Compreng, Widang, yang mengalami kelangkaan solar. Kelangkaan solar terjadi hampir merata di Jatim. 

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kian sulit didapat oleh para sopir truk dan juga kendaraan umum lainnya.

Bahkan, akibat sulitnya memperoleh BBM bersubsidi tersebut, membuat ara sopir truk terpaksa menginap di SPBU demi mendapatkan bahan bakar.

"Saya sudah 24 jam antri menunggu solar di SPBU Compreng, Widang, karena stok menipis jadi tidak berani jalan, dari pada nanti kehabisan solar di hutan," kata Wahyudi sopir truk asal Semarang yang akan menuju ke Surabaya, Jumat (15/11/2019).

Solar Bersubsidi Dicabut, Organda Tanjung Perak Surabaya Instruksikan Truk Trailer Mogok Operasi

Ditpolairud Baharkam Polri Gagalkan Penyelindupan 108 Ton Solar Ilegal ke Perairan Gresik

Di Surabaya kelangkaan solar juga membuat kelimpungan para sopir truk.

Sejumlah SPBU yang berdekatan dengan jalur truk ekspedisi dipenuhi truk antre.

Antrean panjang terlihat di SPBU Aloha Sidoarjo dan SPBU di rest areal jalan tol Waru Sidoarjo.

Seorang petugas SPBU di Berbek Sidoarjo mengatakan, stok BBM solar di SPBU itu baru saja habis.

"Baru saja habis, kalau mau dua jam lagi baru ada," kata petugas itu, Kamis malam.

Kelangkaan solar ternyata sudah dialami di wilayah Pamekasan Madura sejak beberapa hari lalu.

Akibatnya pemilik kendaran bermotor roda empat yang menggunakan solar ini, kelimpungan.

Pantauan di sejumlah SPBU di Pamekasan, Selasa (12/11/2019), pihak SPBU memasang pengumuman jika solar habis.

Namun sejumlah kendaraan bermotor datang dan tetap berhenti untuk menanyakan kepastian kosongnya bio solar bersubsidi dengan harga Rp 5.150 per liter.

Begitu petugas SPBU menjelaskan jika solar habis, sopir mobil itu mengernyitkan alisnya mengeluh kecewa, karena sudah telanjur datang ke SPBU ternyata solar kosong dan yang tersedia hanya solar non subsidi dengan harga di antaranya Rp 7.800 per liter dan 10.200 per liter.

Namun para sopir terutama mobil penumpang umum (MPU) dan colt diesel yang menggunakan BBM bio solar, mengernyitkan alisnya.

Mereka menggelengkan kepala tidak mau membeli, karena harganya lebih mahal terpaut Rp 2.650 per liter dan terpaut Rp 5.050 per liter.

Namun ada juga satu dua mobil pribadi yang terpaksa membeli solar non subsidi, karena ada keperluan penting ke luar kota, sehingga walau harganya lebih mahal mereka membeli juga.

“Kami dari Sumenep mau ke Surabaya, dan persediaan BBM solar menipis, sehingga mau tak mau saya membeli solar non subsidi,” kata Andre, salah seorang sopir mobil Toyota Kijang.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved