Gubernur Khofifah Pastikan Telur Ayam Jatim Bebas Racun dan Aman Konsumsi
Khofifah usai meninjau peternakan masyarakat milik H Kholik di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, Minggu (17/11/2019).
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa telur ayam produksi Jawa Timur bebas senyawa beracun dan aman dikonsumsi.
Hal itu ditegaskan Khofifah usai meninjau peternakan masyarakat milik H Kholik di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, Minggu (17/11/2019).
Peternakan di Malang yang ia kunjungi merupakan salah satu dari tiga kawasan supplier telur ayam tertinggi Jawa Timur yang biasa memasok telur ayam ke berbagai kawasan di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Khofifah meninjau langsung kondisi peternakan ayam petelor yang letaknya cukup jauh dari kawasan pemukiman. Khofifah melihat kondisi pakan, air dan juga higienitas kandang ayam petelor yang mencapai 300 ribu ekor tersebut.
"Peternakan masyarakat yang dihasilkan dari sini adalah telur ayam yang dijual komersial, yang menyuplai pasar tradisional, pasar moderen. Pakannya tersandar, higinitas dan tersandar," kata Khofifah kepada Tribunjatim.com.
Ia lantas menyinggung hasil penelitian jaringan kesehatan lingkungan global International Pollutants Elimination Network (IPEN) bersama Asosiasi Arnika dan beberapa organisasi lokal merilis laporan Plastic Waste Poisons Indonesia's Food Chain.
• Angin Kencang di Kota Batu Berangsur Reda, Wilayah Desa Sumber Brantas Sudah Bersih dari Debu
• Arema FC Dengan Senang Hati Bakal Lepas Pemainnya Jika Diperlukan Perkuat Timnas U-20 di Piala Dunia
• Persebaya Surabaya akan Usahakan Jamu Semen Padang di Stadion Gelora Bung Tomo
Dalam laporan yang dilakukan di Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur, tersebut menyatakan bahwa telur dari ayam kampung yang mencari makanan di sekitar tumpukan sampah plastik, memiliki tingkat kontaminasi dioksin terparah di dunia.
Senyawa dioksin yang ditemukan di sana adalah senyawa yang merupakan racun karena sulit dicerna dalam metabolisme tubuh. Biasanya senyawa tersebut terkontaminasi dari hasil pembakaran yang tidak sempurna dari limbah plastik.
"Jika publikasi yang di Tropodo, itu beda sekali dengan hasil produksi ayam petelor masyarakat seperti ini, ayam yang disampling di sana adalah ayam kampung yang tidak dikandangkan," tegas Khofifah kepada Tribunjatim.com.
Mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini mengimbau agar masyarakat Indonesia, bukan hanya Jawa Timur saja, tidak terpengaruh hasil penelitian tersebut dan mengeneralisir informasi tersebut.
"Sebanyak 96,3 persen telur di Jawa Timur dihasilkan dari ayam ras petelur yang sudah menerapkan good farming practices, dan hanya 3,7 persen telur dari ayam buras atau ayam kampung. Untuk itu, masyarakat jangan khawatir karena telur dari Jatim sehat dan tidak mengandung racun," tandas wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
Quality control dari peternakan ayam petelur komersial Jawa Timur juga menerapkan sistem quality control. Telur yang dijual ke market adalah telur yang terbaik. Bahkan yang tidak berbentuk baik atau selain grade A tidak dijual dan terkena sortir.
Menurutnya penekanan ini penting lantaran produksi telur ayam di Jatim mencapai 8,2 miliar butir telur. Serta berkontribusi sebesar 29 persen terhadap nasional atau peringkat 1 nasional. Dan hasil penelitian yang dilakukan IPEN hanya sampling dari dua desa yang memang letaknya berdekatan dengan pengumpulan sampah plastik.
"Jatim telah surplus telur unggas mencapai 2,8 milyar butir telur, dan telah mampu mensuplai provinsi lain di Indonesia," urai mantan Menteri Sosial ini.
Terkait hasil penelitian IPEN, Khofifah menyebut pihaknya menghormati hasil penelitian tersebut. Saat ini tim dari Pemprov Jatim juga sedang mengadakan uji lab terkait hasil telur ayam di Tropodo. Dan dalam waktu dekat peternak besar penghasil ayam petelur akan dikumpulkan untuk mendapatkan pendampingan. (Fatimatuz zahroh/Tribunjatim.com)
.