Hasil Sidak Diam-diam DPRD Blitar, Cor Beton Proyek Jembatan Rp 4,7 M Rontok Saat Dipukul
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Blitar aktif turun ke lokasi proyek. Kali ini proyek jembatan senilai Rp 4,7 miliar yang disidak
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Menjelang akhir penyerahan pekerjaan proyek fisik, anggota Komisi III DPRD Kabupaten Blitar aktif turun ke lokasi proyek.
Setelah menemukan pengerjaan jalan cor yang diduga asal-asalan, berikutnya anggota dewan menemukan dugaan kesalahan pengerjaan proyek jembatan senilai Rp 4,7 miliar.
Delapan wakil rakyat sidak ke lokasi proyek jembatan, yang ada di jalan raya Dusun Unggahan, Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun atau jurusan ke arah Kecamatan Kesamben pada Kamis (22/11) siang,
Dalam sidak itu, anggota dewan sengaja datang diam-diam pada sore hari untuk mengawasi proyek dari dinas PUPR Pemkab Blitar yang petugasnya sudah pulang.
(Proyek Drainase Kota Nganjuk Diduga Asal-asalan, Mobil Tidak Bisa Lewat Hingga Tanaman Dihilangkan)
Begitu tiba di lokasi, anggota dewan langsung turun ke bawah jembatan yang berukuran panjang 40 meter, lebar 8 meter serta tinggi 11 meter dari Sungai Lemon.
Satu per satu pekerjaan itu diamati, mulai dari bagian yang sudah selesai dikerjakan sampai yang dalam proses pengerjaan.
Sekitar 20 menit kemudian, Sugianto, Ketua Komisi III, yang berada di bawah jembatan tepi sungai langsung menyuruh turun Solikin, pelaksana proyek, dan Indomali, Kasi Jembatan Dinas PUPR Pemkab Blitar, yang sedang berada di atas jembatan.
Saat keduanya turun, politisi Gerindra itu langsung menegur keduanya.
Sugianto mengklaim temukan pengerjaan tiang penyangga jembatan yang kualitasnya buruk karena cornya tak padat.
Menurutnya, saat ia pukul-pukul dengan besi betoneser saja, cornya memprul atau bahkan protol.
"Ini baru saya pukul dengan besi betoneser namun cornya sudah memprul (rontok). Bagaimana kalau saya pukul dengan palu, bisa roboh tiang ini," ucap Sugianto.
"Padahal, ini konstruksi terpenting dari jembatan karena penyangga beban. Semestinya, kekuatan harus K-300 atau kualitas terbaik karena adukan cornya ke dalam bekisting merata," ungkapnya.
(Proyek Jalan di Sukodono Sidoarjo Terbengkalai, Warga Tanam Pisang)
Temuan dewan itu, baru ada di satu tiang karena satu tiang lagi, yang berada di tepi timur jembatan belum dikerjakan atau baru ditata bakistingnya.
Ukuran tiang penyangga itu, tebalnya sekitar 120 cm, dengan lebar 8 meter.
"Ini harus dipertanggungjawabkan, dengan sesuai RAB (rencana anggaran belanja), yakni cor betonnya harus kekuatan K-300. Sebab, kami nggak ingin masyarakat nanti yang jadi korbannya," ucap Sugianto
"Karena itu, dua hari lagi, Anda (pelaksana proyek) dan PUPR akan kami panggil untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan itu," ujarnya.
Dikonfrontasi terkait kualitas cor-coran, rekanan proyek dari CV Wiraniaga Sidoarjo, bernama Solikin mengaku, proses tidak dikerjakan sendiri oleh pasukannya, melainkan diserahkan ke Varia Usaha, Malang.
Karena itu, dirinya akan minta pertanggungjawaban.
"Kalau dianggap tak bagus pak, ya kami akan minta 'Varia Usaha' bertanggungjawab karena saya beli cor ke dia, dan saya bayar tunai," ujarnya.
(Proyek Alun-alun Surabaya Ditarget Rampung Juni 2020, Progres Pengerjaan Masih Capai 30 Persen)
Mendapat jawaban seperti itu, Sugianto memilih tidak mau tahu siapa mitra pengerjaan proyek ini jembatan yang jadi penghubung empat kecamatan ini.
Yakni, Kecamatan Binangun, Kecamatan Wates, Kecamatan Wonotirto, dan Kademangan.
"Pokoknya, harus ada perbaikan kualitas cor. Nanti akan kami cek lagi. Kalau tak ada perbaikan, dan kualitasnya tetap seperti itu, kami akan merekomendasikan, agar dibongkar," tegas Sugianto.
Menanggapi hal ini, Solikin hanya bisa meng'iya'kan.
Indomali, Kasi Jembatan dari PUPR Pemkab Blitar, juga tak luput kena tegur.
"Memang pak, sepertinya proses pengecorannya kurang maksimal karena airnya tak bisa merata. Dan, kami tahunya saat bakisting-nya sudah dibuka," ucap Indomali.
"Namun, kami punya dokumentasikan. Dalam waktu dekat, kami akan mendatangkan tim ahli beton atau cor dari TIKA Surabaya," ungkap Indomali.
Reporter: Imam Taufiq
(Proyek Drainase Kota Nganjuk Diduga Asal-asalan, Mobil Tidak Bisa Lewat Hingga Tanaman Dihilangkan)