Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Proyek Rehab Kantor Kecamatan Jenggawah Jember Senilai Rp 2 Miliar Dihentikan Sementara

Proyek rehabilitasi bangunan gedung, dan interior Kantor Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember harus berhenti sementara

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yoni Iskandar
SURYA/SRI WAHYUNIK
Tim Unit Tipikor Polres Jember memeriksa TKP ambruknya kantor kecamatan 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Proyek rehabilitasi bangunan gedung, dan interior Kantor Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember harus berhenti sementara. Ini menyusul ambruknya atap pendapa yang masih dalam proses pembangunan itu, Selasa (3/12/2019).

Pekerjaan yang belum selesai itu, akhirnya harus dihentikan karena polisi turun tangan menyelidiki peristiwa itu. Garis polisi juga melingkari lokasi ambruknya atap tersebut.

Proyek rehab bangunan itu merupakan proyek di Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya.

Dari papan nama proyek, diketahui proyek itu dikerjakan oleh PT Andaya Breka Konstruksi. Nilai proyeknya sebesar Rp 2.049.823.812 (lebih dari Rp 2 miliar). Proyek itu dikerjakan sejak 24 Juli 2019 dan selesai tanggal 21 November 2019.

Tetapi hingga peristiwa ambruknya atap itu terjadi, masih ada pekerjaan di proyek tersebut.

"Masih belum selesai, masih ada pekerjaan finishing. Saat peristiwa atap ambruk, ada beberapa tukang sedang bekerja namun di sisi keliling area yang ambruk itu," ujar Camat Jenggawah, Jumari.

21 Sapi Mati Misterius Diduga Diracun, Ketua DPRD Tulungagung Berharap Polisi Lakukan Penyuluhan

Inilah Kesaksian Korban Yang Kejatuhan Atap Pendapa Kantor Camat Jenggawah Jember

Jumari mengatakan, pihak kecamatan tidak terlibat dalam proyek rehab bangunan kantor kecamatan itu. Pihaknya nantinya hanya penerima manfaat bangunan tersebut. Karenanya, pihaknya tidak mengetahui secara detil proyek tersebut.

Meski begitu, Jumari yang setiap hari ngantor sementara di sekitar proyek bangunan itu, kerap melihat bangunan itu. Bahkan beberapa waktu terakhir, dia memendam pertanyaan atas kualitas bangunan.

"Sempat curiga, dan bertanya-tanya, kok seperti itu (terutama area pendapa). Sebab atapnya kan kelihatan. Setelah dipasangi plafon ternyata ambruk," ujar Jumari kepada Tribunjatim.com.

Jumari beberapa kali bertanya dan mengingatkan pihak yang mengerjakan proyek tersebut. Namun Jumari tidak bisa berbuat banyak, karena dia tidak berwenang dan terlibat dalam proyek tersebut.

Sejumlah orang yang melihat kualitas baja ringan yang menjadi atap pendapa itu akhirnya 'rasan-rasan'. Beberapa orang menyebut rangkanya terlalu tipis.

Tetapi Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal yang melihat lokasi kejadian, dan mendengarkan paparan dari Unit Tipikor Satreskrim, tidak mau gegabah mengambil kesimpulan.

"Kalau secara kasat mata mungkin terlihat ada yang janggal, tapi itu kan menurut penilaian kami, atau kita. Tentunya perlu penilaian lebih mendalam, termasuk dari ahli," ujar Alfian kepada Tribunjatim.com.

Unit Tipikor, lanjut Alfian, masih akan terus bekerja menggali data di lapangan. Pihaknya bakal meminta keterangan dari sejumlah pihak, seperti pihak kontraktor, konsultas, pengawas, juga ahli konstruksi.

Berdasarkan temuan sementara polisi, terlihat ada kejanggalan di penempatan skrup. Tetapi sekali lagi, Alfian menegaskan, pihaknya perlu meminta keterangan dari ahli konstruksi untuk memastikan hal itu. Karenanya, dirinya belum bisa menyebut apakah ada kelalaian dalam pekerjaan, atau adanya indikasi tindak pidana korupsi dalam peristiwa tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved